Senin, 27 September 2010

sinopsis cinderella stepsister's episode 4

Hyo Sun menyebut Eun Jo seorang pengemis dan memintanya keluar dari rumahnya. Eun Jo sebenarnya  senang bahwa selama ini dia benar tentang Hyo Sun.

Eun Jo berbalik dan malah menyuruh Hyo Sun keluar. Ki Hoon masuk untuk melihat apa yang terjadi. Eun Jo berkata kalau meski dia benci disini, dia tidak akan pergi hanya karena Hyo Sun ingin dia pergi. Dia hanya akan pergi sesuai dengan kehendaknya sendiri. Hyo Sun kaget mendengar jawaban ini. Eun Jo pergi dan Hyo Sun mengejarnya.
Ki Hoon melihat kartu dari Dong Soo dan bergumam, “Anak-anak ini… tidak belajar padahal seharusnya belajar.” Tapi kemudian dia mendapati dirinya merasa terganggu. "Siapa Dong Soo?"
Dong Soo berada di bawah di dekat sungai, mencoba mengumpulkan keberaniannya untuk berbicara pada Eun Jo tapi waktu dia melihat Hyo Sun datang, dia bersembunyi dan menyaksikan lanjutan pertengkaran dua bersaudara itu. Hyo Sun menyusul Eun Jo dan berteriak apakah ini yang dia inginkan sambil menarik rambut Eun Jo.

Tarik rambut, saling melontarkan kata-kata kasar, tapi pada satu titik Hyo Sun berhenti, memperhatikan bibir Eun Jo yang berdarah. Hyo Sun berkata, “Kakak, kau berdarah!” Eun Jo terganggu ketika mendengar perhatian Hyo Sun. Dia mendorongnya ke samping dan pergi.
Hyo Sun pulang ke rumah sambil menangis. Saat itu, Kang Sook sedang berada di tengah-tengah percakapan telepon. Dia menutup telponnya dan berlari ke Hyo Sun lalu menghibur gadis itu. Hyo Sun menangis, “Aku berharap kau tidak pernah memiliki Eun Jo!” Eun Jo yang mendengar ini dari kamarnya berkata pada diri sendiri, “Itulah yang aku katakan.”

Ayah masuk, marah, dan menghentikan keributan itu. Dia menyeret Hyo Sun ke ruangan lain dan meminta tongkat. Kang Sook menemui Eun Jo dan bertanya kali ini apa yang sudah dia lakukan hingga membuat Hyo Sun kesal. Kang Sook tidak bisa percaya kalau Eun Jo tidak bisa menangani masalah sepele seperti Hyo Sun. Sementara itu, Eun Jo kesal karena ibu hanya peduli pada Hyo Sun.
Hyo Sun dan Eun Jo berlutut dihadapan ayah. Dia berkata kalau mereka tidak saling memaafkan, mereka berdua tidak akan mendapatkan kamar terpisah. Kedua gadis itu tidak senang mendengar berita itu. Ki Hoon tiba membawa tongkat yang diminta dan hanya diam, jadi ayah bertanya apa dia ingin dipukul juga. Ki Hoon dengan berani bertanya apakah tidak sebaiknya ayah bicara dulu pada mereka. Ayah berkata kalau Ki Hoon bisa dipukul, tunggu saja.
Ayah memanggil Hyo Sun pertama. Dia berkata pada Hyo Sun untuk mengaku bersalah kalau dia memang bersalah dan memukulnya sekali. Hyo Sun langsung menangis dan mengaku bersalah. Bahwa dia benar-benar bersalah. Dae Sung menyuruhnya kembali ke tempat semula. Berikutnya dia memanggil Eun Jo. Eun Jo menurunkan kaos kakinya, bersiap-siap untuk menerima rasa sakit. Dae Sung menawarkan pilihan yang sama untuk mengakui kesalahan. Kali ini dia agak ragu. Tapi dia yang memimpin rumah ini jadi harus bersikap adil.

Eun Jo tetap bertahan dan tidak bergerak sedikit pun. Ayah terkejut dan tidak tahu apakah harus terus memukulnya. Tapi dia melanjutkannya ketika Ki Hoon dan Hyo Sun yang menyaksikan mencoba untuk ikut campur.
Sementara itu, Kang Sook menelpon Jang lagi. Dia bernyanyi untuk Kang Sook. Kali ini Jung Woo datang lagi untuk menyelamatkan dengan sebuah wajan yang dipukulkan ke kepala. Dia juga menasehati Kang Sook untuk mengubah nomer telponnya.

Eun Jo masih tetap bertahan, tongkat mulai patah dan luka di kaki Eun Jo mulai berdarah. Dae Sung merasa terganggu pada sikap keras gadis ini. Tapi Ki Hoon yang sudah tidak tahan melihat itu semua, menarik tangan Eun Jo dan membawanya keluar dari ruangan itu. Kang Sook masuk ke ruangan itu dan menemukan Dae Sung yang kelelahan dan Hyo Sun yang akan pingsan.
Ki Hoon membawa Eun Jo ke gudang anggur, mencoba mengikuti langkahnya, “Kau ini anak macam apa… kau keras kepala, ya? Yang harus kau lakukan hanya mengatakan kalau kau bersalah. Kau bahkan tidak bisa…” Tapi dia berhenti saat melihat luka di kaki Eun Jo. Dia mencoba mengobatinya tapi Eun Jo tidak bergerak sama sekali. Ki Hoon putus asa, berkata kalau saja Eun Jo adalah tipe orang yang mau menuruti apa katanya, maka dia tidak akan berada di situasi seperti ini.
Ki Hoon pergi untuk mendapatkan obat bagi Eun Jo dan ketika dia sendirian, Eun Jo mendengarkan suara gelembung. Dia mendekatkan badannya ke salah satu kendi besar dan menempelkan telinganya disana, seolah-olah ada pesan rahasia di dalam sana.

Eun Jo begitu terpesona sehingga tidak menyadari Ki Hoon sudah kembali, yang menggunakan kesempatan itu untuk mengobati lukanya. Ki Hoon berkata kalau itu adalah suara yang diciptakan anggur beras saat berfermentasi. Dia juga berkata kalau sebaiknya Eun Jo berlari bila dipukul lagi lain kali, karena Eun Jo adalah pelari yang hebat. Ki Hoon menambahkan, “Jika kau dipukul lagi, kau mati!”
Ki Hoon memanggil Eun Jo, “Eu Jo ah.” Karena tidak ada respon, dia mengulanginya lagi, “Eun Jo ah. Bisakah kau memberiku jawaban… Eun Jo ah?” Dan akhirnya Eun Jo menjawab, “Ya,” ki Hoon bertanya lagi, “Apakah sakit?” Eun Jo, “Ya,” Ki Hoon benar-benar senang mendapat jawaban ini.
Malam itu Dae Sung merasa benar-benar bersalah karena sudah menghukum Eun Jo. Jadi dia masuk ke kamarnya saat gadis itu sedang tidur dan mengobati lukanya. Eun Jo sebenarnya masih terbangun dan dia bisa merasakan rasa sesal dan kepedulian Dae Sung padanya.
Keesokan paginya, Eun Jo menemui Ki Hoon di luar dan langsung menyerbunya dengan pertanyaan. Siapa gadis di sungai itu? Ki Hoon terkejut. Eun Jo bertanya lagi dengan tajamnya. Ki Hoon tiba-tiba meletus. Dia tersenyum setelah menyadari, ini Eun Jo… dan dia cemburu.

Ki Hoon terlihat senang bahkan sampai menahan tawanya ketika Eun Jo memberikannya tatapan mematikan. Dia benar-benar tidak bisa menahan tawa dan melihat Eun Jo begitu mengagumkan. Ki Hoon menggoda, “Apa kau mencariku pagi-pagi begini untuk menanyakan hal itu? Apa kau begitu ingin tahunya sehingga tidak bisa tidur sebentar saja? Begitu kan?”

Ki Hoon pergi ke kamarnya untuk mengambil bungkusan yang dia terima kemarin dari wanita yang dipertanyakan Eun Jo. Dia menunjukkan pada Eun Jo isinya, yang pada dasarnya berisi kumpulan album dan buku favorit Ki Hoon. Dia dengan gembira mulai menceritakan setiap benda di dalamnya, tapi Eun Jo tidak tertarik. Ki Hoon membentak agar Eun Jo mendengarkannya, tapi Eun Jo malah berteriak balik, “Siapa gadis itu?” Ki Hoon menjelaskan kalau dia adalah adik bungsu salah satu temannya yang mau menyimpan barang-barang milik Ki Hoon. Puas dengan jawaban itu, Eun Jo bangkit lalu pergi meninggalkan Ki Hoon yang kebingungan. Ki Hoon berteriak di belakangnya, “Bagaimana denganmu? Apa… apa kau akan berkencan dengan si Dong Soo itu?” Eun Jo tidak merespon, jadi Ki Hoon berkata lagi, “Tapi… tapi aku lebih keren dari Dong Soo itu kan?”
Eun Jo dan Hyo Sun bersiap-siap berangkat ke sekolah. Hyo Sun meminta Eun Jo untuk berpura-pura kalau mereka sudah baikan di hadapan ayah dan ibu agar mereka mendapatkan kamar yang terpisah. Dengan enggan Eun Jo setuju melakukannya. Hyo Sun melihat luka di kaki Eun Jo, dan meski mereka sedang perang dingin, dia memberikan sepasang kaos kaki baru pada Eun Jo lalu pergi. Eun Jo yang masih begitu marah tidak bisa menerimanya dan membuang benda itu ke lantai.
Ki Hoon mengantar Kang Sook ke kuil sementara itu Dae Sung menikmati sarapan dengan anak-anak. Hyo Sun menggunakan kesempatan ini untuk meminta maaf, dia menendang Eun Jo untuk ikut berpura-pura. Eun Jo mengaku, dan bergumam setengah hati, “Tidak, aku yang salah.” Yang membuat Hyo Sun dan ayah sangat senang.
Dae Sung melihat Ki Hoon dan bertanya-tanya kenapa dia kembali begitu cepat. Dia mengatakan kalau Kang Sook tidak mau diantar sampai ke kuil dan bersikeras naik kereta sendirian. Dae Sung menelpon pendeta dan memintanya untuk membawakan sesuatu lewat istrinya tapi dia mendapat jawaban kalau Kang Sook tidak ada disana. Kang Sook memang pergi naik kereta tapi tidak tahu kemana.
Ki Hoon sibuk belajar bahasa Spanyol dan dia bicara keras-keras pada komputernya kalau muridnya belajar begitu cepat sehingga dia harus belajar super keras agar bisa mengimbangi.
Hari itu Ki Hoon juga mendapat kunjungan dari kakak tirinya. Kakak keduanya, Hong Ki Tae, mengantarnya ke suatu tempat dan bercerita tentang masa kanak-kanak ketika dia dan ayahnya pergi mengunjungi Ki Hoon dan ibunya.
Kang Sook pulang telat malam itu, tidak ada yang tahu dari mana, dan Dae Sung menunggunya di luar, berharap Kang Sook akan menjelaskan semuanya. Dae Sung bertanya dia darimana saja dan saat Kang Sook menjawab “Kuil”, dia sadar itu bukan jawaban yang diinginkan suaminya. Kang Sook dengan cepat mulai menangis dan mengarang sebuah cerita kalau dia ingin mencari obat untuk luka Eun Jo jadi dia pergi ke seorang herbalis kenalannya. Dia tidak ingin Dae Sung tahu karena suaminya akan merasa bersalah.
Ki Tae mengantar Ki Hoon ke sebuah kompleks perkantoran, dimana ibu tiri dan pengacaranya sedang menunggu Ki Hoon bersama sebuah kontrak untuk ditandatangani. Ibu tiri bertanya apa permintaan Ki Hoon dan dia menjawab dia ingin setengah dari perusahaan.
Ibu tiri mencemooh dan menawarkan Ki Hoon lebih banyak uang lagi. Hal itu hanya membuat Ki Hoon menyeringai. Wanita kejam itu bahkan menghina ibu Ki Hoon yang sudah meninggal dengan mengatakan kalau dia melahirkan Ki Hoon dengan tujuan untuk mengambil alih setengah perusahaan tapi dia tidak akan mendapatkannya.
Ini membuat Ki Hoon jengkel. Dia bahkan berkata perlu membawa pengacara lain kali sebab dia tidak mau menandatangani kontrak itu. Kalau dia sudah mati mungkin mereka baru mendapat tanda tangannya. Ki Hoon pergi dan langsung menelpon ayahnya berkata bagaimana dia bisa membantu.
Di perusahaan anggur beras Dae Sung, sekarang sudah waktunya untuk membuat tumpukan baru. Dae Sung memimpin upacara doa agar semuanya berjalan lancar dan semua orang mengahdiri acara ini. Ki Hoon dan Eun Jo menggunakan kesempatan ini untuk saling pandang. Namun, kali ini Ki Hoon memandang Eun Jo lebih lama dengan sedih. Hyo Sun memperhatikan hal ini dan langsung menunduk.
Di sekolah Eun Jo mendapatkan penghargaan dalam bidang akademis, sementara di waktu yang bersamaan Hyo Sun baru saja menyelesaikan kompetisi tarinya dan melakukannya dengan sangat buruk. Ayah dan ibu hadir untuk pertunjukkan Hyo Sun, dan menghiburnya karena dia gagal menjadi yang terbaik.
Eun Jo langsung pulang ke rumah dengan penghargaannya, tidak sabar ingin menunjukkan pada keluarganya, atau setidaknya ayah. Meski dia keras tapi dia selalu mendukung Eun Jo secara akademis. Tapi saat dia sampai di rumah, Eun Jo tahu kalau semua orang rumah asik menonton pertunjukkan Hyo Sun. Eun Jo berpikir, “Tidak masalah. Aku hanya ingin dipuji satu orang saja.”
Eun Jo menepuk Ki Hoon dan memintanya untuk bertemu dengannya disana, di gudang anggur mereka. Ki Hoon menemui Eun Jo dimana dia dengan tenang mempersembahkan hadiah yang dia dapat kepada Ki Hoon. Dia menahan kegembiraan dengan cara khas Eun Jo tapi dia tidak sabar menunggu reaksi Ki Hoon. Ki Hoon membuka mulut, “Kau melakukannya dengan baik. Kau melakukannya dengan sangat baik.” Ki Hoon mengelus rambut Eun Jo dan menepuk kepalanya dengan lembut. Eun Jo merasa sangat senang.

Ki Hoon ingin memberikan Eun Jo hadiah atas prestasi yang telah dia capai, jadi dia mengajak gadis itu ke kamarnya dan memberikan salah satu benda favoritnya. Dia memberikan Eun Jo sebuah pena tua yang dibungkus kain. Ki Hoon berkata kalau benda itu mungkin lebih tua dari Eun Jo dan selama ini dia telah merusaknya. Dia berkata, “Gunakan ini untuk menulis surat, jurnal, dan setiap kali kau menggenggamnya dengan tanganmu, pikirkanlah aku.” Dan kemudian Eun Jo tersenyum pada Ki Hoon.
Eun Jo bangkit untuk pergi dan saat dia membuka pintu, Hyo Sun sedang berada disana, terlihat jengkel. Dia berkata dengan marah kenapa dia tidak mendapat hadiah. Kenapa dia yang pergi ke kompetisi tapi malah Eun Jo yang mendapat hadiah? Eun Jo dan Ki Hoon memandang Hyo Sun dalam diam. Hyo Sun berkata, “Apa kau lupa? Tidakkah kau tahu kau milik siapa?”
Malam itu, Hyo Sun benar-benar merasa kesal di tempat tidurnya sementara itu, Eun Jo tetap terbangun dan mengeluarkan pena hadiah dari Ki Hoon. Dia mengisi pena itu dengan tinta dengan sangat hati-hati dan pada selembar kertas kosong dia menulis, “Eun Jo ah.”
Keesoka paginya, Eun Jo menyapa Dae Sung dan berkata kalau salah satu kendi anggur beras di gudang telah rusak. Terkejut, Dae Sung bertanya bagaimana dia bisa tahu hal seperti itu. Eun Jo menjawab kalau kendi yang satu itu tidak mengeluarkan suara. Dae Sung sangat terkesan dan berjanji akan memeriksanya.
Berikutnya, Hyo Sun kembali. Dia terlihat tidak bersemangat dan menyeret kakinya. Ayah bertanya, “Apa Ki Hoon sudah pergi?” Terkejut, Eun Jo berbalik dan bertanya-tanya apa artinya hal itu. Dia mengikuti Hyo Sun kembali ke kamarnya dan bertanya kemana Ki Hoon pergi. Awalnya Hyo Sun menolak untuk menjawab tapi teriakan mereka membuat ayah masuk. Ki Hoon sudah pergi untuk ikut wajib militer.
Eun Jo berlari ke kamar Ki Hoon, ke gudang anggur mereka, ke halaman, dan semuanya kosong. Dia kemudian berlari ke sungai tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Ki Hoon. Di rumah, Hyo Sun menangis dan mengeluarkan sebuah surat. Surat itu diberikan Ki Hoon padanya agar Hyo Sun memberikannya pada Eun Jo. Hyo Sun membukanya tapi surat itu ditulis dalam bahasa Spanyol jadi dia tidak bisa mengerti. Eun Jo pergi ke stasiun bis dimana para tentara berangkat untuk ikut wajib militer tapi tidak ada Ki Hoon.

Ki Hoon sebenarnya tidak pergi buat wajib militer tapi dia pergi atas permintaan keluarganya. Ki Hoon menoleh ke belakang sebelum naik kereta. Dia berpikir, “Akankah kau… menghentikanku? Meski darah keluar dari lututmu, kau tidak mampu menangis, sama seperti Hong Ki Hoon yang bodoh. Eun Jo ah. Jika kau memegangku, aku rasa aku bisa berhenti disini. Sebelum aku naik ke kereta, hentikanlah aku. Eun Jo ah.” Tapi Eun Jo tidak datang dan Ki Hoon pun naik ke kereta. Dia pergi!

Eun Jo berlutut di atas pasir. Dia menangis. Dia terus berkata, “Eun Jo ah.” Berulang-ulang. Dia terlihat sangat TERLUKA. Di belakangnya, tusuk rambut yang diberikan Ki Hoon padanya tergeletak.
Delapan tahun kemudian… Gu Eun Jo sedang berada di Seoul. Dia sedang memberikan presentasi tentang perusahaan anggur berasnya. Dia menggarisbawahi tentang trend terbaru dan cara pemasaran produk mereka juga tentang pembuatan anggur beras mereka yang alami yang membedakan perusahaan mereka dengan perusahaan lain. Dia terlihat penuh percaya diri.

Di luar gedung, Eun Jo melihat ke seberang jalan dan melihat sebuah tanda pameran seni yang menampilkan artis favorit Ki Hoon. Dia tidak bisa menahan diri dan masuk ke dalam sana. Eun Jo melihat lukisan yang dipajang dan Hyo Sun muncul di sampingnya. Dia datang kesana setelah mendengarnya dari Ki Hoon. Eun Jo bertanya apa maksudnya, dan Hyo Sun menyerang Eun Jo, “Tidakkah kau tahu? Kak Ki Hoon dan aku berkencan.”

sinopsis cinderella stepsister's episode 3

Dae Sung sangat kecewa pada istrinya karena sudah menampar putrinya sendiri. Dia tahu kalau Hyo Sun juga turut andil dalam menyakiti Eun Jo dan dia berkata pada Kang Sook “Aku merasa malu dan terganggu, jangan lakukan itu lagi.”

Dae Sung lebih baik bila menyangkut Eun Jo ketimbang Kang Sook. Dia telah melakukan langkah yang salah. Kang Sook sebenarnya ingin menjadi ibu yang baik bagi Hyo Sun tapi dia malah bersikap dingin pada anaknya sendiri. Jadi dia berlutut dihadapan Dae Sung dan berkata kalau dia takut Dae Sung akan memandang rendah dirinya karena kelakuan putrinya.
Memang ini tidak salah dan Kang Sook melihat kesempatan untuk memanfaatkan momen ini demi keuntungannya. Dia mengatakan kalau dia bisa merasakan tatapan merendahkan orang lain dan berpikir kalau dia hanya janda rendahan. Serangan utama Kang Sook adalah memutarbalikkan situasi jadi dia tampak tidak bersalah. Hasilnya, Dae Sung mengumumkan pada semua staffnya kalau siapapun yang tidak bisa menerima istrinya bisa mengundurkan diri.

Eun Jo duduk di pinggir danau. Dia membayangkan kalau dia pergi jauh. Pergi ke tempat yang tidak ada ibunya dan hidup bebas disana. Eun Jo berhenti sejenak dan melihat Ki Hoon yang tersenyum dan sudah mencarinya kemana-mana. Ki Hoon mulai membimbingnya pergi tapi Eun Jo menyentakkan tangannya dari genggaman Ki Hoon. Gerakan mendadak itu membuat tusuk rambut yang Ki Hoon belikan untuk Eun Jo jatuh dari saku Ki Hoon dan mendarat di atas pasir. Tidak ada yang memperhatikannya.

Eun Jo berjalan lebih dulu dari Ki Hoon yang berteriak di belakangnya kalau dia belum hafal lingkungan disana. Ketika Ki Hoon tersandung dan mendarat di atas batu, Eun Jo berbalik dan menolehnya sebentar tapi tetap berjalan. Lucunya, waktu Ki Hoon mengeluh karena ketidakpeduliannya, Eun Jo terpeleset dan jatuh. Dia cepat-cepat bangkit untuk menutupi wajahnya dan terus berjalan.

Ki Hoon akhirnya berhasil menyusul Eun Jo dan dia memperhatikan lutut gadis itu yang berdarah. Ada luka cukup besar di kakinya dan luka itu tidak akan berhenti mengeluarkan darah. Eun Jo harus mengobatinya. Ketika Eun Jo mempertahankan wajahnya yang tabah, Ki Hoon bertanya: “Tidakkah itu sakit?” Karena kesal pada kerewelan Ki Hoon, Eun Jo menjawab: “Ini sakit! Kenapa ini tidak sakit saja? Tapi apa boleh buat?”
Di rumah Hyo Sun bertanya pada Kang Sook dimana dia mendengar kalau anak-anak mengejek Eun Jo karena memiliki nama keluarga yang berbeda. Hyo Sun sudah bertanya pada semua teman sekelasnya dan tidak ada satupun yang mengatakan hal seperti itu dan hal itu juga diakui Eun Jo.
Kang Sook tidak akan mengakui kalau dia sudah berbohong dan berkata pada Hyo Sun kalau dia pasti salah dengar. Untungnya, Kang Sook selalu memenangkan kasih sayang Hyo Sun jadi dia setuju untuk menutup masalah itu disini.
Eun Jo menunjukkan ekspresi wajah yang kosong waktu seorang dokter membersihkan lukanya lalu menjahitnya. Ki Hoon berada disana dan dia tidak tahan melihat Eun Jo diperlakukan seperti itu. Dia lebih tidak percaya lagi pada reaksi kosong Eun Jo. Ki Hoon bahkan bertanya pada dokter apa Eun Jo punya masalah dalam penerimaan rasa sakit.
Saat berjalan pulang, Eun Jo bertanya pada Ki Hoon lagu berbahasa apa yang dia nyanyikan kemarin malam. Ki Hoon gembira pada ketertarikan Eun Jo dan menjelaskan kalau itu adalah lagu berbahasa Spanyol. Tertarik pada fakta tentang jarak Spanyol dan Korea, Eun Jo berpikir, “Kalau aku bersembunyi disana, tidak akan ada yang mampu menemukanku!”

Tapi pertama-tama, dia harus mempersiapkan diri. Eun Jo bertanya pada Ki Hoon apakah bahasa Spanyol sulit dipelajari dan Ki Hoon mulai berbicara antusias tentang Barcelona dan Gaudi. Tidak tertarik pada topik itu, Eun Jo memotong pembicaraannya dan meminta Ki Hoon untuk mengajarinya bahasa Spanyol. Mereka bisa menggunakan waktu satu jam pelajaran matematika mereka untuk belajar bahasa Spanyol. Tanpa memberi kesempatan berbicara pada Ki Hoon, Eun Jo pergi begitu saja. Sekarang Ki Hoon khawatir, “Tapi aku tidak tahu bahasa Spanyol.”

Sesampai di rumah, Eun Jo mendapati pemandangan yang menyakitkan. Ibunya sedang membuai Hyo Sun dan keduanya tertidur.
Malam itu, Ki Hoon mulai belajar bahasa Spanyol agar bisa mengajari Eun Jo. Ketika mereka mulai keesokan harinya, Eun Jo bertanya apakah Amerika Selatan lebih jauh dari Spanyol. Namun, sebelum sempat menjawab, Ki Hoon sudah dipotong dan diminta untuk meneruskan pelajaran.

Ki Hoon ingin mulai dengan mengajari Eun Jo alphabet tapi dia sudah mempelajarinya tadi malam dan ingin lanjut ke Pelajaran 2. Karena hanya belajar Pelajaran 1, Ki Hoon terlihat panik. Dia tidak siap dengan Pelajaran 2 jadi dia kembali ke pertanyaan Eun Jo sebelumnya. Dia menggambar Amerika Selatan dan menunjukkan sebuah titik yang melambangkan kota Ushuaia yang terletak di Argentina dan merupakan kota paling selatan di dunia.

Eun Jo bertanya seberapa jauh tempat itu dan berapa biaya yang diperlukan untuk sampai kesana, yang memancing pertanyaan kenapa dia ingin pergi ke Ushuaia. Dengan cepat, Eun Jo berkata kalau sebaiknya pelajaran dilanjutkan dan dia tidak sabar menunggu pelajaran bahasa Spanyolnya.
Ki Hoon dihadapkan pada dua kenyataan: melanjutkan percakapab atau mengungkapkan kalau dia adalah guru bahasa Spanyol gadungan. Ki Hoon memilih yang pertama dan untungnya dia diselamatkan oleh suara ribut-ribut di luar yang memperpendek waktu belajar.
Suara ribut itu berasal dari tibanya para tamu untuk merayakan ulang tahun Dae Sung. Ketika Eun Jo menyaksikan dari kejauhan, Hyo Sun mendekatinya dan menawarkan satu dari dua hadiah yang sedang dipegangnya. Hyo Sun tahu kalau Eun Jo tidak akan sempat mempersiapkan hadiah untuk ayah jadi dia sudah mempersiapkan satu untuknya. Sikap yang manis tapi Eun Jo menolaknya.
Eun Jo kembali ke kamarnya dan mengecek pesan voicemail di hp-nya, yang langsung mengubah suasana hatinya. Pesan itu dari Jung Woo, yang memperingatkan kalau ayahnya yang pemabuk sedang dalam perjalanan untuk menemukan ibu Eun Jo. Paman Hyo Sun yang memberikan alamat rumah Kang Sook yang baru pada Jang. Eun Jo sangat kesal.

Eun Jo menemukan Jang duduk tepat di luar gerbang depan. Dia diam disana setelah mengintai Kang Sook yang menjadi pembawa acara dan menyanyikan lagu untuk para tamu. Jang menangis waktu dia bernyanyi bersama Kang Sook dan mengatakan kalau lagu itu dia yang mengajarkan.

Gugup karena Jang akan tertangkap dan marah karena dia datang untuk mengacaukan pesta, Eun Jo menyeret Jang menjauh tepat ketika Ki Hoon muncul dihadapan mereka. Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi tapi bisa membaca arah utama keadaan ini dan mengungsika kedua orang itu ke gudang anggur. Permasalahn itu setidaknya bisa diselesaikan disana.
Setelah Ki Hoon keluar, Eun Jo berkata pada Jang kalau Kang Sook sekarang sudah keluar dari kehidupannya – sebaiknya dia melupakan semuanya. Apakah dia ingin uang? Jang bersikukuh kalau dia benar-benar mencintai Kang Sook dan ini tidak ada hubungannya dengan uang.
Suara beberapa pria membuat Eun Jo tegang dan dia membekap mulut Jang untuk membuatnya tenang. Dae Sung dan beberapa orang pergi dari pesta untuk mengambil lebih banyak anggur beras dari gudang dan mereka akan masuk ke dalam gudang.
Untungnya ada Ki Hoon yang menunggu di luar. Dia menawarkan diri untuk membawakan anggur itu pada mereka. Ki Hoon masuk dan mengambil satu tong kecil lalu memperingatkan Eun Jo untuk tidak berlama-lama di ruangan itu. Kalau tidak mereka akan ditangkap.
Eun Jo berbicara dengan tajam pada Jang, mencoba untuk membuatnya pulang: Jang tidak punya semuanya, dia tidak punya rumah besar, dia tidak punya status yang tinggi. Kalau dia punya semua itu maka Kang Sook akan kembali padanya tanpa berpikir. Sebaliknya, Jang hanya pemabuk yang suka berjudi yang hati dan jiwanya sudah membusuk. Kata-kata ini membuat Jang bangun dari mabuknya dan berkata: “Hentikan.”
Dia memperingatkan Jang untuk tidak kembali sampai dia bisa membawakan Kang Sook hal yang dia sebutkan tadi. “Kalau kau tidak kembali, maka aku akan percaya kalau kau mencintai ibuku. Tapi kalau kau tidak melakukannya, maka kau hanya orang rendahan yang datang untuk uang!” Eun Jo bahkan tidak bisa menghentikan air mata yang merayapi pipinya.
Dengan pelan, Jang bangkit dan menatap Eun Jo untuk waktu lama. Eun Jo ketakutan tapi dia tahan. Jang merasa kalau semuanya sudah cukup dan akhirnya pergi. Sekaranglah, Eun Jo baru bisa membuat dirinya tenang.
Setelah mengantarkan anggur, Ki Hoon menemukan Eun Jo di depan rumah. Dia sedang menatap Jang yang mencoba melewati truknya. Dia ingin melihat pria itu segera pergi. “Bisakah kau membunuh pria itu untukku?” Eun Jo sama sekali tidak punya tenaga untuk melakukan apapun. Dia hanya bisa menatap Jang.
Ki Hoon melihat air mata frustasi Eun Jo dan memutuskan untuk mengambil alih. Dia yang akan mengantar Jang pulang. Dia sudah naik ke tempat kemudi dan berkata kalau dia akan pulang dengan kereta terakhir dan tiba di rumah pada pagi hari. Eun Jo tidak bisa mengatakan kalau dia mengkhawatirkan Ki Hoon. Dia dapat membaca ekspresi Eun Jo dan berkata: “Jangan khawatir!” lalu dia pergi sambil tersenyum.

Ketika kembali ke dalam gerbang, Eun Jo melihat Hyo Sun dan Kang Sook sedang bernyanyi sambil menari. Dae Sung terlihat senang tapi dia memperhatikan Eun Jo yang berjalan lesu. Dia meminta Kang Sook untuk memeriksa keadaan putrinya.
Kang Sook menemukan Eun Jo di kamarnya dimana dia mengeluh pada kekejaman Eun Jo dan sikap baik Dae Sung pada Eun Jo. Setelah siksaan yang dialaminya malam ini, Eun Jo meminta ibunya untuk keluar dan berteriak dengan frustasi tentang saat-saat ibu mengabaikannya.
Eun Jo terluka karena ibunya bahkan tidak memperhatikannya. Dia bahkan tidak tahu lutut Eun Jo terluka. Ironisnya, satu-satunya hal yang diingat Eun Jo adalah ketulusan seperti ketulusan Ki Hoon dan Dae Sung. Eun Jo sama sekali tidak tahan pada kepalsuan ibunya dan mengusir ibunya saat dia mulai mengkhawatirkan lutut Eun Jo yang terluka.
Ketika Hyo Sun menemui Eun Jo di luar kamar mereka untuk mengatakan kalau dia memberikan kedua hadiah itu pada ayahnya, Eun Jo berkata dengan datarnya: “Aku tidak menyukaimu. Kau juga tidak menyukaiku, kan? Kau tidak bisa menyukaiku. Tidak ada alasan untuk menyukaiku, jadi bagaimana kau bisa?”
Tapi Hyo Sun berkata, “Tapi aku benar-benar menyukaimu.” Eun Jo tidak bisa mempercayai hal itu dan berkata, “Rasanya lebih alami bila membenciku. Lebih sulit membuat dirimu menyukai seseorang karena kau harus melakukannya. Jadi taka pa bila membenciku. Aku minta agar bersikap seolah-olah kau tidak mengenalku.”
Eun Jo berbalik, “Kau membodohi dirimu sendiri!” dan berkata pada Hyo Sun untuk berpikir lebih cermat. Ketika dia pergi, Eun Jo berpapasan dengan Dae Sung yang telah menguping percakapan itu. Benar-benar tidak beruntung dan Eun Jo lebih memilih kalau Dae Sung lebih baik tidak mendengar semuanya. Tapi Eun Jo tetap berjalan pergi dengan wajah tegarnya.
Eun Jo menelpon Jung Woo untuk memberitahunya kalau ada seseorang yang mengantarkan Jang pulang dan menyuruhnya untuk menelponnya lagi saat Ki Hoon pergi. Eun Jo akan menutup telponnya tapi Jung Woo memintanya untuk menunggu sebentar karena ada sesuatu yang akan dia katakan. “Kakak, kau adalah milikku. Aku mencintaimu.” Cepat-cepat Jung Woo menutup telponnya. Dia gembira karena sudah menyatakan perasaannya pada Eun Jo.
Eun Jo tetap terjaga malam itu dan menunggu Ki Hoon pulang. Ketika sudah jam 4 lewat dan tidak ada tanda-tanda kalau Ki Hoon akan pulang, Eun Jo membuka pintu gerbang dan menunggu dalam kegelapan. Tapi tetap saja dia tidak muncul. Eun Jo akhirnya masuk ke dalam dan membiarkan gerbang sedikit terbuka jadi Ki Hoon bisa masuk. Saat pagi tiba, Eun Jo masih bangun. Dia tidur semalaman.

Sebenarnya Ki Hoon telah dipanggil pulang oleh ayahnya. Dia adalah anak bungsu keluarga Hong. Tidak ada yang menyukai pertemuan itu. Tapi Presiden Hong merasa dia harus menyelesaikan masalah ini sebelum bertambah buruk. Dia mengatakan kalau foto-foto Ki Hoon yang sedang bekerja di pabrik milik Dae Sung telah beredar di media. Keluarganya terpaksa membayar fotografer itu agar tutup mulut. Tapi, Ki Hoon tidak bisa selamanya seperti ini. Keluarga Hong bisa hancur kalau Ki Hoon tetap bekerja disana, khususnya istri Hong.
Ki Hoon menjawab kalau dia tidak akan berhenti bekerja pada Gu Dae Sung. Bukankah Presiden Hong yang berkata kalau dia sudah tidak punya tempat lagi di keluarga Hong. Untuk itu, dia tidak memberikan hak pada ayahnya untuk menentukan bagaimana dia harus menjalani hidupnya. Dia akan menandatangani dokumen yang menyatakan penyerahan warisannya. Ibu tiri Ki Hoon masuk dan mengatakan kalau Ki Hoon seharusnya menunjukkan sedikit rasa hormat – mereka sudah melakukan banyak hal untuk Ki Hoon.
Ayah berkata dengan tenang pada Ki Hoon, “Jika kau tidak menyelamatkanku, aku tidak punya siapa-siapa di sisiku.” Ketika Ki Hoon beranjak pergi, Presiden Hong berkata, “Aku memerlukanmu.” Istri Presiden Hong dan putra tertuanya telah membeli saham perusahaan. Ki Hoon mengerti kalau ayahnya memerlukan sahamnya, bukan dirinya. Meski Ki Hoon tidak pernah mengharapkan kasih sayang pria ini, dia menjawab dengan pahit, “Aku hampir memercayaimu selama sesaat saat kau bilang kau memerlukanku.” Dia lalu menambahkan, “Aku hampir berpikir kau benar-benar memerlukanku.”
Ki Hoon mengunjungi makam ibunya yang terletak di lereng gunung, dimana dia duduk dengan sedih. Dia bertanya pada ibunya apakah dia harus lanjut dan berbicara pada para wartawan dan mengungkap segalanya, tepat seperti yang ditakutkan keluarga Hong. Atau dia seharusnya membiarkan mereka membayarnya sebagai ganti atas aksi diamnya. Apa yang harus dia minta? Ki Hoon lalu mengeluarkan sebotol soju yang dia bawa.
Sepanjang hari, Eun Jo merasa sangat terganggu. Di dalam kelas, dia merasa sedikit gembira saat Hyo Sun menelpon paman dan bertanya tentang Ki Hoon, dia belum kembali dan tidak menjawab telponnya.
Pada malam hari, Ki Hoon masih saja menghilang. Eun Jo berbaring di atas tempat tidurnya, tidak bisa memejamkan mata. Dia menyerah dan akhirnya pergi ke luar. Kali ini Ki Hoon berdiri di luar, bersandar di tembok. Terkejut, tenang, dan gugup, Eun Jo berpikir, “Dia disini.” Lalu Ki Hoon tersenyum padanya dan Eun Jo kembali berpikir, “Dia tersenyum.”

Ki Hoon memanggilnya, “Eun Jo ah.” Dan melambaikan tangan untuk menyuruhnya mendekat. Mata Eun Jo dihalangi embun, dan dia berpikir, “Dia memanggilku Eun Jo ah.” Ki Hoon memanggilnya untuk mendekat tapi Eun Jo malah berdiri tak bergerak sambil berpikir, “Dia memanggilku Eun Jo ah.”
Ki Hoon salah mengerti pada sikap Eun Jo yang membatu dan bergumam kecewa. Bahkan ketika sekali lagi Eun Jo bersuka ria, “Dia memanggilku Eun Jo ah.” Berpikir kalau Eun Jo tidak akan mendekatinya, Ki Hoon berjalan ke tempat Eun Jo berdiri dan tersandung di saat-saat terakhir. Eun Jo menangkapnya dan menyeimbangkannya. Dia masih berpikir, “Dia memanggilku Eun Jo ah.”

Ki Hoon bersandar pada Eun Jo dan berkata, “Aku lapar.” Ki Hoon menahan air matanya, dan berkata lagi, “Aku kelaparan hingga mau mati.” Karena mendengar Ki Hoon yang kelaparan, Eun Jo sibuk menyiapkan makanan. Selama itu, dia masih berpikir, “Dia memanggilku Eun Jo ah.” Dan terus, “Dia memanggilku Eun Jo ah.”
Ketika Eun Jo mengantarkan makanan itu, dia memandangi Ki Hoon lebih dekat dan memperhatikan salah satu kaus kakinya terlepas. Dengan lembut Eun Jo melepas kaos kaki itu tapi ketika Ki Hoon bergerak dalam tidurnya, Eun Jo melompat dan berlari seperti orang ketakutan. Dia terengah-engah saat sampai di kamarnya. Saat dia melihat bekas lukanya, ternyata sudah sembuh.

Pada pagi hari, Hyo Sun menyerbu masuk ke kamar Ki Hoon dan membangunkannya. Dia bertanya-tanya kenapa menyiapkan makanan tapi tidak memakannya. Melihat meja itu, Ki Hoon ingat pada kata-kata Eun Jo untuk makan – yang terdengar secara tidak sadar di tidurnya – dan senyuman mematikan itu muncul lagi ketika dia ingat siapa yang bertanggunga jawab. Ki Hoon mulai makan, mengabaikan Hyo Sun yang sedih karena merasakan Ki Hoon berada jauh dari dirinya. Hyo Sun bertanya, “Kak, siapa aku?” tapi Ki Hoon sibuk makan sehingga tidak menjawabnya.
Dalam perjalanan ke sekolah, Hyo Sun dengan waswas mengabarkan tentang kompetisi menarinya yang akan datang. Ayah dan ibu mungkin melupakannya, dan dia tidak yakin bagaimana dengan paman atau Ki Hoon. Mengumpulkan semua keberaniannya, dia bertanya pada Hyo Sun apakah bisa menontonnya dan langsung mendapat jawaban tidak.

Hyo Sun kecewa tapi dia tidak mempermasalahkannya, dia sudah terbiasa pada sikap Eun Jo. Dia berkata dengan kegembiraan yang dipalsukan kalau tidak apa," Dong Soo sekarang telah bersikap lebih baik padanya". Dan saat Hyo Sun menceritakan tentang lomba itu, "Dia bilang bisa datang."
Eun Jo tidak peduli pada masalah ini dan mendesah. Dengan suara bergetar, Hyo Sun berkata: “Aku tahu apa artinya sebuah desahan. Itu artinya kau lelah melihatku, kan? Aku tahu, tapi kak, tidak peduli bagaimana aku memikirkannya aku tidak mengerti apa maksudmu tentang membohongi diriku sendiri. Aku benar-benar menyukaimu. Tapi kau membenciku. Aku tahu, jadi kau bisa terus membenciku. Aku akan tetap menyukaimu. Walaupun kau membenciku, aku tidak akan mengganggumu seperti aku, jadi jangan menyuruhku untuk memaksa diriku membencimu. Jika itu membuatmu senang, aku akan melakukan apa saja  asal jangan membencimu. Kau mungkin membenciku karena membicarakan ini, kan? Aku tahu. Aku minta maaf.” Hyo Sun kemudian berlari untuk bergabung dengan Dong Soo.
Ketika Eun Jo belajar, suara Ki Hoon mengganggu pikirannya. Ini sedikit mengerikan buatnya. Setelah pulang sekolah, langkah kakinya membawanya ke danau dimana dia melihat Ki Hoon sedang duduk sendiri. Untuk beberapa saat dia terlihat senang tapi suasana hatinya berubah saat dia melihat seorang gadis tak dikenal bergabung dengan Ki Hoon dan menyerahkan sebuah tas belanja padanya.
Ketika sampai di rumah, Eun Jo melihat Dong Soo sedang mengintai ke sekeliling rumah sambil membawa bunga. Waktu dia melihat kehadirannya, dia menjatuhkan buket bunga itu dan pergi tanpa sepatah katapun. Eun Jo sama sekali tidak punya keinginan untuk menyampaikan bunga itu pada Hyo Sun, jadi dia meninggalkannya begitu saja.
Di dalam dia melihat ibu sedang menggunting kuku kaki Hyo Sun. Ketika masuk ke dalam kamarnya, Eun Jo menemukan perlengkapan minum the. Dia menatapnya dengan marah. Hyo Sun memberikannya sebagai hadiah karena Eun Jo akan pindah ke kamar barunya besok. Inilah cara Hyo Sun untuk merayakan hari terakhir mereka sebagai teman sekamar. Di hari lain, Eun Jo mungkin akan mengabaikan ini. Tapi sekarang dia benar-benar marah. Jadi dia bertanya pada Hyo Sun, “Kalau kau begitu menyukaiku, bisakah kau memberikan apapun yang aku minta?”
Hyo Sun terlihat senang dan bertanya apa yang diinginkan Eun Jo. Dia akan melakukannya. Eun Jo berkata, “Kau bisa menangani apapu yang aku minta?” Hyo Sun mengangguk tanpa ragu. Eun Jo menantangnya lagi, “Tak peduli apapun yang aku miliki, kau bisa menyukaiku sampai akhir?” Hyo Sun berkata kalau dia bisa.
Jadi Eun Jo keluar dan mengambil buket bunga dimana Dong Soo menjatuhkannya sambil berpikir, “Aku tidak tahu kenapa aku ingin memainkan lelucon ini. Aku hanya merasa marah pada sesuatu. Tapi aku tidak tahu itu apa sebenarnya.”
Eun Jo memberikan bunga itu pada Hyo Sun dan mengatakan kalau Dong Soo yang memberikannya dan ingin mengajaknya berkencan. Disanalah, dia menjelaskan kalau Hyo Sun telah membodohi dirinya sendiri. Sekarang Eun Jo sudah mendapatkan kemarahan Hyo Sun dan dia tidak bisa terus menyukainya.
Hyo Sun terkejut dan terluka. Dia melihat kartu di buket itu dan mulai membacanya. Eun Jo belum memeperhatikan kartu itu, yang akan mengahancurkan leluconnya. Jadi dia mengambil kartu itu saat Hyo Sun mulai menangis dan pergi.

Sekejam leluconnya, Eun Jo puas bisa menggunakannya untuk mengakhiri semuanya disini. Tapi waktu dia melihat kartu itu, dia terkejut. Bunga itu untuknya: “Song Eun Jo! Aku menyukaimu! Aku ingin pergi kencan denganmu  ayo kencan! Aku akan memperlakukanmu dengan baik!”

Berikutnya, Hyo Sun masuk lagi ke ruangan itu. Sambil membelalak, dia berkata, “Pengemis.” Eun Jo "Apa? katakan sekali lagi!". Jadi, Hyo Sun yang dibanjiri oleh kemarahan, meneriakkannya dengan suara yang jelas dank eras, “Pengemis! Enyahlah!” Eun Jo sebenarnya puas dengan reaksi itu.

Jumat, 24 September 2010

sinopsis cinderella stepsister's episode 2

Hyo Sun menunjukkan pada Eun Joo kamar mereka. Hyo Sun juga bahkan telah mempersiapkan segalanya untuk Eun Joo. Mulai dari lemari sampai baju tidur. Dan semuanya bernuansa pink dan ungu.

Eun Joo jelas sekali merasa tidak nyaman dengan semua kemewahan itu. Dia sebelumnya belum pernah merasakan semua hal mahal. Bahkan waktu masuk ke dalam toilet, dia tidak tahu bagaimana mengoperasikan kran otomatis. Dia juga tidak nyaman pada Hyo Sun yang kaya dan memperhatikannya.

Eun Joo keluar dan menemui Ki Hoon yang sedang menikmati minuman. Dia senang melihat gadis itu dan tersenyum padanya ketika mengundangnya untuk bergabung. Eun Joo curiga dan bertanya apa mau Ki Hoon dengan tersenyum seperti itu. Ki Hoon tidak tahu bagaimana harus menjawab karena dia bahkan tidak sadar kalau sedang tersenyum. Jadi dia hanya bilang kalau ada banyak alasan tersenyum dan itu bukan berarti dia menginginkan sesuatu dari Eun Joo.

Eun Joo kabur, meninggalkan Ki Hoon yang terkejut dan terabaikan. Kemudian dia bernyanyi untuk dirinya sendiri. Di dalam suaranya ada sesuatu yang seolah-olah berbicara pada Eun Joo di saat gadis itu sedang menguping dari kejauhan.
Eun Joo dan Hyo Sun duduk di kelas yang sama meski Eun Joo sebenarnya lebih tua. Hyo Sun dan kawan-kawannya memberikan sambutan hangat pada si anak baru dan bertanya apakah mereka harus memanggilnya kakak. Eun Joo menjawab bahwa mereka lebih baik tidak memanggilnya sama sekali.

Sementara itu, Ki Hoon mendapatkan kunjungan tidak terduga dari seorang penjahat yang berkendara motor. Penjahat itu memukul Ki Hoon yang membuatnya ambruk ke tanah. Dia juga mengancam Ki Hoon untuk berhenti ikut campur. Kemudian melemparkan beberapa foto yang menunjukkan kalau Ki Hoon sedang bekerja di pabrik keluarga Hyo Sun. Sebenarnya, Ki Hoon ini anak orang kaya.
Ketika dia sendirian sikap tenangnya menghilang. Dia merasakan marah selama bertahun-tahun karena dia adalah anak yang terbuang dan lari dari keluarganya. Hal inilah yang membuatnya terhubung dengan Eun Joo.
Kembali ke sekolah. Hyo Sun sangat senang karena mendapat kabar kalau orang tuany sudah kembali dari bulan madu. Eun Joo tidak bisa mengabaikan berita ini. Waktu Ki Hoon memintanya untuk pulang bersama, dia menolak. Hyo Sun kecewa namun Ki Hoon segera memberitahunya kalau gadis seperti Eun Joo tidak bisa dipaksa melakukan hal apapun. Saat Ki Hoon dan Hyo Sun berlalu, lagi-lagi Eun Joo melihat senyum di bibir Ki Hoon.
Seluruh kota menyambut pesta perkawinan Kang Sook dan ayah Hyo Sun. Kang Soo harus memberi hormat pada semua keluarga suami barunya. Paman Hyo Sun terlihat tidak setuju. Begitu pula dengan bibinya Dae Sung (ayah Hyo Sun). Setelah upacara, wanita tua itu bertanya tentang keberuntungannya pada Kang Sook. Untuk pertama kalinya juga, Kang Sook melihat tatapan Eun Joo di arah belakang.
Pada saat ini pula Hyo Sun menyadari tatapan aneh Ki Hoon pada Eun Joo. Dia segera berlari ke cowok itu. Namun, Ki Hoon ternyata tetap tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari Eun Joo. Hyo Sun sadar kalau dia bukanlah satu-satunya di hati Ki Hoon.

Kang Sook beristirahat karena kelelahan. Dae Sung masuk dan langsung memijat kaki istrinya. Kang Sook benar-benar merasa bak tuan putri. Dia juga terkejut oleh sikap Dae Sung itu. Tiba-tiba saja Hyo Sun masuk dan membuat Dae Sung beranjak pergi, membiarkan Kang Sook menjelaskan pada anak tirinya kalau harus mengetuk pintu dulu sebelum masuk.
Sementara itu, Eun Joo mencari sebuah ruangan untuk bersembunyi dan mengerjakan PR. Dia diganggu oleh percakapan antara Dae Sung dan bibinya, yang tidak suka pada kehadiran Kang Sook. Dia juga menyarankan agar pernikahan ini tidak usah diresmikan. Namun, Dae Sung berkata agar bibinya berhenti berkomentar dan menegaskan kalau Kang Sook dan Eun Joo adalah keluarganya sekarang.
Ini berita besar buat Eun Joo. Dia sudah terbiasa pada bibi yang cerewet dan tidak percaya. Tapi, Dae Sung berbeda. Dia bukan tipe pria yang akan melakukan kekerasan. Dia sabar dan setia. Eun Joo jadi penasaran.
Ki Hoon menemukan Eun Joo di tempat persembunyiannya. Dan ketika Eun Joo beranjak pergi, dia membalik sepatu gadis itu. Ki Hoon mengatakan kalau pestanya akan berlangsung lama. Dia juga menawarkan tempat untuk bersembunyi pada Eun Joo. Awalnya dia menolak tapi kemudian setuju juga.
Pestanya berlangsung sampai larut. Dae Sung begitu bangga melihat Hyo Sun memperkenalkan ibu barunya pada seluruh warga setempat. Hyo Sun terlihat sangat-sangat gembira.
Ki Hoon membawa Eun Joo ke tempat persembunyiannya di gudang anggur beras. Dengan tenang Eun Joo melanjutkan PR-nya. Cowok itu bahkan menawarkan meja dan kursi jadi Eun Joo tidak perlu meringkuk di pojok. Tentu saja, Eun Joo menolak tawaran itu. Dia mencemooh sikap dingin Ein Joo tapi tidak mengatakan apa-apa lagi.
Hyo Sun sudah mencari Ki Hoon dan Eun Joo kemana-mana. Akhirnya dia menemukan mereka di ruang penyimpanan. Dia melihat dari jendela dan langsung sadar kalau dia tidak ingin membagi Ki Hoon dengan siapapun.
Tapi, keesokan paginya Hyo Sun malah mengobrol seru dengan Eun Joo. Dia bercerita kalau di sekolah ada cowok yang tidak membalas sms-nya. Dia bertanya-tanya apakah sms itu tidak sampai. Apakah dia harus mengganti nomer hp-nya. Eun Joo mengatakan bahwa sms itu pasti sampai. Hanya saja, diabaikan. Hyo Sun awalnya tidak menerima penjelasan itu namun akhirnya berpikir bahwa itu mungkin saja terjadi.
Dalam perjalanan ke sekolah, mereka melihat cowok itu. Eun Joo mengobrol dengan cowok itu dan menanyakan kenapa dia tidak membalas sms Hyo Sun. dia juga berkata kalau sebaiknya bersikap jujur bila tidak menyukai Hyo Sun.
Hari itu, Hyo Sun sedang ada kelas tari dan dia menerima sms dari cowok itu. Dia pulang ke rumah sambil menangis dan mengatakan kalau cowok itu tidak mau mengiriminya sms lagi. Dia berterima kasih pada Eun Joo karena sudah membantu.

Ibu memeluk Hyo Sun yang sedang menangis dan Eun Joo memerhatikan dengan penuh cemburu. Ayah memperhatikan Hyo Sun dan sadar gadis itu pasti merasa kesal melihat hubungan antara ibu dan Hyo Sun.
Ayah memutuskan untuk mendekati Eun Joo. Jadi malam itu dia meminta gadis itu untuk menemuinya dan mengatakan kalau dia sudah bertemu dengan wali kelasnya yang mengatakan kalau Eun Joo sangat pintar. Dae Sung terlihat sangat tulus. Dia juga bertanya, Eun Joo ingin menjadi apa. Karena tidak ada jawaban, maka ayah berkata apakah dia ingin menjadi penari seperti Hyo Sun atau belajar piano.
Ayah berjanji akan membantu Eun Joo meraih impiannya dan dia benar-benar tulus. Eun Joo tidak bergerak. Tapi terlihat jelas kalau dia sebenarnya tersentuh sebab, meski ini bukan pertama kalinay ada yang manawarkan janji kosong padanya, tapi ini pertama kalinya ada yang bersikap tulus padanya. Ayah juga berkata kalau Eun Joo bisa bergantung padanya. Meski Eun Joo diam, tapi dia seperti terlihat akan memberi kesempatan.
Di kelas matematika keesokan harinya, guru membuat soal matematika di papan dan meminta seorang siswa untuk mengerjakannya. Hyo Sun dengan bangga mengumumkan Eun Joo untuk mengerjakan. Eun Joo mendongak memandangi gurunya dan menolak mengerjakan soal itu.
Hari itu, Eun Joo mencari ayah dan mengumumkan sesuatu. Eun Joo telah mengingat semua soal dan jawaban dari tes matematikanya. Tapi dia tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya. Ayah bingung karena dia tahu nilai Eun Joo selalu tinggi. Eun Joo akhirnya menunjukkan semua hafalannya. Dia mengatakan kalau dia tidak tahu mengerjakan soal-soal itu karena sering tinggal kelas dan dia tidak tahu dasar matematika.
Eun Joo meminta guru les matematika. Ayah mau mencarikannya guru les matematika dan bahasa. Eun Joo berkata dia tidak perlu les bahasa. Dia yang terbaik di kelasnya. Tapi, ayah dengan lembut berkata kalau dia harus berbicara lebih sopan pada orang yang lebih tua. Eun Joo mengakuinya.
Eun Joo dan Hyo Sun sedang menunggu guru les mereka. Dan seperti biasa, Hyo Sun selalu mencoba mengajak Eun Joo ngobrol. Eun Joo diam saja. Tidak memedulikan Hyo Sun yang cerewet. Guru mereka datang dan ternyata itu adalah Ki Hoon. Eun Joo mencemooh dan Hyo Sun mengumumkan kalau Ki Hoon adalah guru les terbaik sebab dia adalah mahasiswa sebuah universitas top dan hanya bekerja disini sebagai pegawai paruh waktu.
Les dimulai. Hyo selalu mencari alasan agar tidak belajar. Sementara Eun Joo belajar dengan giat. Eun Joo bersikap ketus ketika bertanya pada Ki Hoon jadi dia memutuskan agar Eun Joo memanggilnya guru dan menggunakan kalimat resmi ketika sedang bicara. Eun Joo bangkit dan sudah akan meninggalkan ruangan. Tapi tidak jadi dan duduk lagi.
Eun Joo mau memanggil Ki Hoon guru namun dengan nada seperti memanggil ‘bajingan’. Dia juga berkata tidak akan meminta guru baru sebab Ki Hoon guru yang cukup pintar. Dia akan belajar serius sebelum waktunya habis. Ki Hoon bilang jika dia tidak suka nada bicara Eun Joo namun akan menerimanya sebagai awal perubahan gadis itu.
Ki Hoon bertanya apa yang dimaksud Eun Joo dengan waktunya yang hampir habis. Eun Joo menjelaskan kalau dia tidak tahu sampai kapan akan bertahan di rumah itu dan sebaiknya melakukan semua hal selagi bisa. Kemudian dia menangis.
Hyo Sun tidak bisa menemukan Eun Joo dan Ki Hoon dimana-mana, jadi dia berlari ke ayah dan ibu untuk memberitahu hal ini. Kang Sook dengan cerdas memanfaatkan momen ini untuk menipu Dae Sung. Dia mengatakan kalau beberapa anak sering mengolok-olok Eun Joo karena punya nama keluarga yang berbeda dengan Hyon Sun. hal ini adalah akibat dari belum sah-nya perkawinan mereka.
Ki Hoon menemukan Eun Joo di gudang anggur. Dia duduk di samping Eun Joo dan mengatakan kalau dirinya juga sama seperti Eun Joo. Dia tidak memperlakukan gadis itu seperti anak kecil dan mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja.

Hyo Sun menemukan Ki Hoon dan Eun Joo kembali melanjutkan les. Dia bergabung dan mencoba merasa di terima. Dia mulai bertanya tapi Ki Hoon mengabaikannya. Hyo Sun sadar pada hubungan diantara Ki Hoon dan Eun Joo dan merasa terperangkap bersama mereka disana.

Keesokan harinya Hyo Sun mencoba mendapatkan perhatian Ki Hoon. Tapi terlihat jelas kalau perhatian Ki Hoon tidak bisa lepas dari Eun Joo. Hyo Sun kecewa dan cemburu pada hubungan antara kedua orang itu.
Ki Hoon mendapat kunjungan lagi. Kali ini dari kakaknya. Dia meminta Ki Hoon untuk segera pergi dan berhenti mengahncurkan nama baik keluarganya. Dia juga menawarkan akan memberika uang pada Ki Hoon bila mau pergi dan meneruskan kuliah di luar negeri saja. Yang jelas, dia tidak boleh ada di kota itu lagi.
Ki Hoon berkata kalau dia tidak perlu uang kakaknya. Dia mengucapkan terima kasih dan dia tidak akan menandatangani apapun. Dia akan menjalani hidupnya sesuai dengan keinginannya.
Ki Hoon merenung di ruang menyimpanan anggur. Dia berkata hanya anggur beras itu temannya. Tapi kemudian dia melihat pensil rambut Eun Joo dan menambahkan kalau gadis itu juga temannya.
Ki Hoon pergi berbelanja untuk membelikan Eun Joo pensil rambut yang baru untuk mengganti pensil rambut yang lama itu. Ada interaksi aneh antara Ki Hoon dan penjualnya. Dia segera pulang dan tak sabar ingin menghadiahi Eun Joo sesuatu.

Di bagian lain kota, Kang Sook sedang menunggu dengan gelisah saat Dae Sung meresmikan pernikahan mereka dengan mendaftarkannya ke negara. Dia kemudian terlihat sangat tidak percaya dan gembira saat melihat document resmi itu. Dia menangis dan menyelamati dirinya.
Hyo Sun dan Eun Joo sampai di rumah pada malam hari. Hyo Sun sedang mabuk dan tahu dari Eun Joo kalau ibu berbohong soal ejekan yang diterima Eun Joo karena nama keluarga mereka. Hyo Sun masih mabuk dan ingin bertanya pada ibu tentang hal tersebut. Dia akan segera melakukannya ketika ayah dan Ki Hoon tiba. Cowok itu menyembunyikan hadiah buat Eun Joo di belakang punggungnya.
Eun Joo tidak mau terganggu karena hal itu jadi dia mneggoyangkan tangan Hyo Sun. Karena masih mabuk, jadi dia jatuh ke tanah. Meski, hal itu bukan salah Eun Joo.

Eun Joo sadar kalau hal ini terlihat buruk. Dia membeku. Kang Sook yang melihat ayah sudah datang berpikir cepat: dia menampar Eun Joo dan segera merangkul Hyo Sun. Dae Sung dan Ki Hoon memandangi Eun Joo yang membeku. Dia sadar bahwa dia baru saja ditampar oleh ibu karena Hyo Sun.

sinopsis cinderella stepsister's episode 1

Di sebuah rumah kecil, seorang gadis remaja sedang memasak. Dialah Song Eun Jo(Moon Geun Young). Dia tetap diam saja meski ada suara teriakan orang dewasa yang terdengar. Seorang anak laki-laki bergabung dengannya, Han Jun Woo(Taecyeon 2pm). Kemudian Eun Jo duduk dan menikmati makanannya. Tapi Jung Woo diam saja. Eun Jo kemudian menjelaskan kalau dia tidak tahu apa nanti bakal bisa makan lagi. Jung Woo mengerti. Dia segera menyantap makanannya.

Teriakan tadi datang dari ibu Eun Jo dan ayah Jung Woo. Mereka bertengkar dan Jang (ayah Jung Woo) baru saja memukul ibu Eun Jo, Kang Sook (Lee Mi Sook) untuk yang terakhir kalinya sebab wanita ini sudah tidak tahan lagi dan ingin pergi. Jang bersikeras menginginkan agar dia tidak pergi.
Pertengkaran itu berubah menjadi brutal. Ketika Kang Sook memanggil putrinya, Eun Jo dan Jung Woo segera berlarian ke ruangan itu dan melihat kalau Kang Sook sedang diancam dengan memakai sebuah tongkat pemukul baseball. Eun Jo menjatuhkan pria mabuk itu dan Jung Woo melempar tongkat itu keluar.

Kemudian Eun Jo menggenggam tangan ibunya dan mengajaknya turun bukit. Ayah Jung Woo yang mabuk mencoba mengejar mereka. Ketika sampai di bawah bukit, ayah Jung Woo sekali lagi berteriak agar ibu Eun Jo tidak pergi. Jung Woo sendiri berteriak agar mereka segera kabur dan memulai kehidupan baru. Dia bahkan menjatuhkan ayahnya saat mencoba mengejar lagi.

Eun Jo perlu waktu lama buat meyakinkan ibunya agar mau naik kereta. Kang Sook berteriak kalau mereka tidak punya tempat tinggal dan menyuruh supir taksi untuk kembali. Eun Jo mengatakan kalau sudah tidak ada lagi yang tertinggal disana dan menambahkan kalau ibunya ingin cincin berlian itu dan tidak sempat mengambilnya tadi, Eun Jo sudah menangani hal itu. Kang Sook segera berubah menjadi senang dan menyuruh supir taksi ke stasiun kereta.
Ayah Jung Woo sudah menyembunyikan cincin itu di suatu tempat namun dia tahu benda itu sudah hilang. Dia mengirim orang untuk mengejar Kang Sook dan putrinya. Ketika akan siap berangkat, Eun Jo memperhatikan ada preman yang ikut naik. Ibunya sedang tidur jadi coba dibangunkannya. Dia akhirnya mendapat ide untuk kabur saja tanpa ibunya. Toh, ibunya sering lolos dari kejaran orang. Namun, Eun Jo kembali berubah pikiran. Dia kembali dan membangunkan ibunya yang kaget melihat orang-orang kiriman suaminya.

Orang-orang itu melihat mereka ketika mencoba menerobos kerumunana siswa di bagian belakang kereta. Mereka akhirnya bersembunyi di toilet terpisah. Di toilet tempat Eun Jo bersembunyi sudah ada orang. Jadi dia membekap gadis yang disana dengan tangannya. Gadis itu adalah Gu Hyo Sun (Seo Wo).
Inilah hidup Hyo Sun. Seseorang sedang bekerja keras di tempat pembuatan anggur beras. Dialah Hong Ki Hoon (Chun Jyung Myung). Hyo Sun muncul dihadapannya dan menanyakan kenapa dia tidak menjawab telponnya. Kemudian gadis itu berkata kalau dia sudah kehilangan sesuatu paling berharga, sebuah cincin. Dia lupa sudah meletakkannya dimana. Dia bisa celaka kalau tidak bisa menemukannya.

Ki Hoon sudah terbiasa dengan hal kayak begini dan mengingatkan Hyo Sun kalau semuanya akan baik-baik saja. Saat Ki Hoon mengantarnya ke sekolah, dia sudah kembali tenang. Sekali lagi Hyo Sun menegaskan kalau Ki Hoon adalah miliknya. Namun, Ki Hoon berkata jika dia bisa saja dipecat kalau ada yang mendengar perkataannya barusan. Hyo Sun malah berkata: “Karena kau adalah milikku, jadi jangan memikirkan orang lain.”
Hyo Sun mendapat kunjungan di sekolahnya. Kang Sook sedang menunggunya di pintu masuk. Sebelum tertangkap oleh orang-orang kiriman suaminya, Eun Jo menyerahkan cincin itu pada Hyo Sun. Sekarang, keresahan Hyo Sun pada cincin yang hilang masuk akal. Dia mengajak Kang Sook pulang ke rumahnya.

Ketika sampai dirumah, mereka disambut oleh dua wanita yang sedang khawatir. Ayah Hyo Sun, Gu Dae Sung(Kim Gab So), sedang marah. Dan orang yang bisa menenangkannya adalah Hyo Sun. Jadi dia berlari ke dalam rumah dan menemukan ayahnya sedang marah-marah pada perkerja yang tidak becus bekerja.

Hyo Sun segera meminta ayahnya untuk menenangkan diri dengan mengatakan kalau para pekerja itu adalah kawan-kawan ayahnya. Dia juga berpura-pura terisak. Dae Sung akhirnya tenang. Kang Sook menyaksikan semua ini dengan ketidakpastian. Dua ibu-ibu tadi mengatakan kalau Dae Sung tidak seperti ini ketika istrinya masih hidup. Mendengar semua itu dan harta kekayaan Dae Sung, Kang Sook jadi ingin tahu. Sementara itu, Hyo Sun berusaha keras mencari cincin itu.
Kang Sook sangat terluka saat sedang berjalan menuju rumah ini. Sekarang dia menenangkan diri dan mencoba bermanis-manis dengan dua wanita itu. Dia menawarkan diri untuk membantu pekerjaan disana. Dua wanita itu tidak tahu siapa Kang Sook dan memandanginya penuh curiga. Mereka menolak tawaran itu dan Kang Sook malah mendapat siraman air berbau amis!
Hyo Sun meminjamkan pakaian ganti pada Kang Sook dan karena tidak ada lagi yang tersisa, dia memberikan baju milik almarhum ibunya. Kang Sook sangat pas mengenakan pakaian itu. Dia mengingatkan Hyo Sun pada almarhum ibunya dan mulai menangis. Dia hanya bisa bilang kalau Kang Sook cantik dengan baju itu. Kang Sook terkejut melihat gadis itu menangis dan menepuk kepala gadis itu. Hyo Sun teringat akan sentuhan ibunya. Dia meminta Kang Sook melakukannya lagi. Dia bahkan dipeluk oleh Kang Sook.

Hyo Sun tiba-tiba ingat kalau sudah menyimpan cincin itu di salah satu tasnya. Dia bertanya pada pamannya dimana tas itu. Saat paman akan mengambilkannya, Hyo Sun malah meminta paman untuk menyembunyikannya.
Ketika mendengar Dae Sung memarahi putrinya karena sudah menghilangkan cincin seseorang, Kang Sook menjelaskan situasinya. Dia masuk ke kantor Dae Sung dengan hati-hati. Kang Sook yang mengenakan baju mantan istrinya, membuat Dae Sung terpana. Dia terkejut.
Dengan hati-hati, Kang Sook menjelaskan kalau Hyo Sun meminjamkan tas yang berisi cincinnya itu pada seorang teman. Hingga temannya itu kembali, maukah dia mengijinkannya tinggal disana dan memberinya pekerjaan.
Di rumah Jung Woo, Eun Jo menunggu ibunya dengan gelisah. Ayah Jung Woo yang mabuk percaya kalau Kang Sook pasti meninggalkannya lagi. Namun, Eun Jo bersikeras kalau ibunya pasti kembali. Laki-laki itu menantangnya: “Apa kau percaya pada ibumu? Apa kau percaya dia akan kembali hanya karena kau disini?” Eun Jo berkata kalau dia pasti kembali. Namun ada juga rasa takut kalau ibunya tidak akan pernah kembali.
Kembali ke rumah keluarga Gu. Hyo Sun berlari mencari Kang Sook dan mengatakan kalau tangannya terluka. Kang Sook mengobatinya dan Hyo Sun berusaha agar Kang Sook menepuk kepalanya lagi.

Kejadian ini disaksikan oleh beberapa pria yang melihat ikatan diantara mereka berdua. Paman Hyo Sun jelas tidak suka melihat ini. Kedua pria yang lain, Ki Hoon dan Dae Sung jelas terlihat bingung melihat ikatan antara Kang Sook dan Hyo Sun.
Malam itu, Kang Sook mulai melancarkan aksinya. Dia menyentuh kaos Dae Sung dengan alasan ada lubang kancing yang robek di baju Dae Sung. Kang Sook bisa merasakan ketertarikan pria itu. Namun, dia melakukannya dengan pelan-pelan.

Misalnya saja, Kang Sook bertanya dimana letak pasar karena akan membeli bahan untuk makan siang Hyo Sun. Dia bilang bisa berjalan saja. Namun tentu tidak akan begitu. Dae Sung mengeluarkan sepedanya dan menawari Kang Sook tumpangan. Awalnya Kang Sook menolak tapi akhirnya mau juga. Berkali-kali, Kang Sook memeluk pinggang Dae Sung karena guncangan sepeda.
Paman Hyo Sun yang tidak suka melihat perkembangan ini memberikan cincin itu pada Kang Sook. Ki Hoon mendekati Hyo Sun yang sedang menangis. Karena tidak ada alasan lagi untuk tinggal, Kang Sook harus pergi dan Dae Sung serta putrinya tidak bisa berbuat apa-apa.
Ki Hoon berkata pada Dae Sung bahwa dia kesal melihat Dae Sung yang tidak berbuat apa-apa. Dae Sung membiarkan Hyo Sun menderita lagi padahal baru saja dia mendapatkan kebahagiaannya. Dia menyuruh Dae Sung untuk mengejar Kang Sook ke stasiun kereta dan meminta wanita itu untuk kembali. Ki Hoon dan Hyo Sun bahkan sudah pergi lebih dulu ke stasiun. Dae Sung akhirnya bangkit dan mencari Kang Sook di pemberhentian bus, dimana wanita itu sedang menunggu bus.

Dae Sung berkata bagaimana mungkin dia meninggalkan Hyo Sun dan menggunakan putrinya sebagai alasan agar dia tetap tinggal. Kang Sook menjawab bahwa dia juga punya putri yang sangat memerlukannya. Jadi Dae Sung berkata kalau putrinya itu juga bisa tinggal bersamanya. Dia akan menjemputnya. Kemudian Kang Sook bertanya apakah dia melakukan hal ini murni karena keinginan Hyo Sun. Dae Sung lantas memeluknya.
Sudah berhari-hari sejak ibunya pergi. Jung Woo berkata kalau Eun Jo tidak perlu mengkhawatrikan segalanya karena dia akan menjaga Eun Jo. Ibunya sudah meninggalkannya dan tidak akan kembali lagi. Eun Jo bertanya apakah Jung Woo yakin pada hal itu. Dan dia bilang sangat yakin.
Jawaban ini membuat ekspresi Eun Jo mengeras. Namun detik berikutnya dia menyeringai. Dia mungkin tidak bisa meninggalkan ibunya tapi sekarang ibunya sudah meninggalkannya. Semua sudah jelas. Dia bebas. Dia kemudian berkemas-kemas. Jung Woo bersikeras agar dia tidak pergi. Hanya saja, Eun Jo menatapnya dengan garang.
Eun Jo mengabaikan permohonan Jung Woo agar tidak pergi. Saat sampai di pintu gerbang, Eun Jo berhenti. Ada dua orang pria disana dan bertanya padanya. Itu adalah paman Hyo Sun dan Ki Hoon. Eun Ji mulai berpikir.
Di dalam mobil, Ki Hoon mencoba berbicara dengan Eun Jo yang cemberut. Dia menatap laki-laki itu penuh curiga dan meminta ingin ke toilet. Ketika para pria itu menunggunya di luar gedung, Eun Jo lari lewat jalan belakang.
Ki Hoon-lah yang bertugas mengejar Eun Jo. Dia hampir berhasil namun hanya bisa menarik pensil di rambutnya yang mambuat rambut Eun Jo terurai. Dia menatap Ki Hoon dan membuat laki-laki itu terpesona. Dia berhenti mengejarnya. Karena melihat Eun Jo seperti sangat terluka.

Dengan cepat, Ki Hoon melanjutkan kembali pengejarannya dan kali ini dia berhasil menjatuhkan Eun Jo. Kemudian Ki Hoon malah berbaring di sampingnya. Mengingat perkataan Kang Sook kalau putrinya akan sulit dibujuk. Dia bertanya apa Eun Jo punya uang. Dia juga bilang kalau akan sulit bagi gadis seusianya untuk hidup sendiri. Akan tetapi, semuanya akan menjadi berbeda kalau dia sudah 20 tahun. Jadi kenapa Eun Jo tidak menunggu sedikit lagi.

Eun Jo tetap murung. Tapi anehnya, kalimat Ki Hoon merasuki jiwanya. Dia berpikir: “Aneh. Rasanya benar-benar aneh. Cara dia bicara, aku pasti akan percaya saja bila dia bilang bulan itu datar. Aku pasti sudah dirasuki setan!”
Di rumah Hyo Sun, Eun Jo dan ibunya bertengkar. Ibunya bilang bahwa kehidupan mereka kali ini akan berbeda. Dia melakukan ini untuk Eun Jo. Tapi Eun Jo berkata bahwa sebaiknya mereka hidup berdua saja. Eun Jo juga menuduh ibunya telah mengabaikannya dengan cara meninggalkannya dengan pria jahat. Mendengar ini, Kang Sook sangat khawatir dan bertanya apa pria itu melakukan sesuatu yang buruk padanya. Eun Jo bilang tidak, tapi takut pria itu akan melakukannya.

Eun Jo bilang bahwa dia akan pergi dari tempat itu. Tapi kang Sook menghentikannya dan berkata semuanya pasti akan berbeda. Dia juga bilang kalau Eun Jo bisa pergi ke sekolah lagi. Eun Jo takut mempercayai ibunya dan bertanya apa dia serius. Dia mereka diusir lagi, dia meminta ibunya untuk membiarkannya pergi.

Dae Sung mencoba berbicara pada Eun Jo. Dia bilang bahwa, bila Eun Jo punya keinginan, tinggal bilang saja. Dia berjanji akan mengabulkannya. Eun Jo kemudian berkata kalau dia tidak perlu janji. Dia tidak percaya pada janji dan meminta Dae Sung untuk segera menyekolahkannya.
Berikutnya, sebuah suara berteriak: “Hyo Sun pulang!” Dia masuk ke dalam ruangan itu dan melihat ada seseorang. Dia menyadari bahwa itu adalah orang yang membekapnya di dalam toilet. Mengabaikan tatapan menghina Eun Jo, dia berteriak: “Hai, Unni!”

Jumat, 17 September 2010

sinopsis personal taste episode terakhir

Jin Ho, "Jadi menurut anda, Sang Go Jae adalah proyek gagal, iya kan?"

Jin Ho melanjutkan, "Anda pernah berkata, Sang Go Jae adalah tempat dimana isteri dan putriku bisa bermimpi, tapi ternyata isteri anda meninggal dan putri anda mendapat luka batin.Tapi profesor, tahukah anda apa yang paling membuat gagal Sang Go Jae? yaitu anda sendiri. Anda, Prof Park, yang gagal bertanggung jawab pada putri anda. Yang membuatnya terluka selama ini".

Kae in marah, "Hentikan! Kau ini apa..? Bisa-bisanya berkata mengenai keluarga kami seolah-olah kau tahu semuanya?" Jin Ho menjawab, "Kae in sshi, kau bukan pembunuh ibumu". Kae in membalas, "Bagaimana cara aku hidup, apa artinya untukmu? Bukankah kau hanya memanfaatkanku saja?"

Kae in minta Jin Ho "Pergi, pergi! ayo pergi!" Kae in langsung masuk ke dalam

Prof Park memandang Jin Ho, "Jangan..jangan pernah datang ke rumahku lagi! Pergi!"

Paginya, Kae in dan Young Sun beres-beres di galery. Kae in sudah menyelesaikan sebagian besar furniture anak-anaknya dan ia harus memindahkan ke museum. Young Sun tanya apa Kae in mau memindahkan semua barang sendiri? Kae in minta bantuan Youn Sun tapi Young Sun tidak bisa karena anaknya harus disuntik.

Sang Jun datang membawa roti, Young Sun minta Sang Jun membantu Kae in, tapi Sang Jun juga tidak bisa, akhirnya keduanya berkata minta tolong Jin Ho saja. Kae in tidak menjawab dan mengalihkan pembicaraan, "Ah roti ini enak sekali, ayo makan..makan." Young Sun dan Sang Jun hanya menghela nafas saja.

Kae in tanpa sengaja mencuri dengar percakapan Young Sun dan Sang Jun. Sang jun berkata "Perusahaan mereka sedang gawat dan ia stress di dekat Jin Ho karena Jin Ho jadi gila kerja untuk melupakan Kae in". Sang Jun berkata "Jika salah paham kalau Jin Ho mencuri design Prof Park ini terus berlangsung, ia tidak tahu lagi apa yang terjadi dengan perusahaan-nya".

Young Sun mendesah, ia tidak mengerti Jin Ho itu masih mencintai Kae in tapi mengapa bertingkah seperti itu. Kae in mendengar semuanya dan ia pergi diam-diam.

Kae in juga menenggelamkan diri di pekerjaan-nya sampai malam. Kae in tertidur di meja. Jin Ho masuk diam-diam. Jin Ho melihat Kae in tidur dan memandang dengan tatapan sedih dan rindu, lalu ia mengambil sweater Kae in dan menyelimuti Kae in. Jin Ho keluar.


"Kae in ah, Kae in ah, ayo bangun, mengapa kau tidur di sini?" Kae in terbangun dan ternyata Chang Ryul membangunkannya. Kae in bingung dan tanya apa Chang Ryul melihat ada orang tadi, tapi Chang Ryul tidak melihat siapa2. "Ini sudah malam, apa kau masih banyak kerjaan?" Chang Ryul memaksa Kae in pulang. Ia ingin mengantar Kae in. Kae in berkata akan naik taksi saja, tapi Chang Ryul berkeras mengantarnya.

Akhirnya mereka berdua pulang.Jun Jin Ho, ada di mobil dan melihat keduanya.

Paginya, Prof Park dan Do bin ada di galeri. Do Bin menunjukkan sebuah design yang baru dan Prof Park terlihat kagum, "Milik siapa ini?" Do Bin berkata "Itu karya Direktur Jun Jin Ho." Prof Park terdiam.

Ayah Chang Ryul menemui Presdir Choi, ia berkata perusahaan Jin Ho itu hampir bangkrut dan bahkan menghadapi tuntutan hukum. Presdir Choi kaget "Benarkah?" Mereka tidak tahu ada yang mendengar percakapan mereka. Do Bin dan Prof Park mendengar dari luar.

Do bin berkata, "Kita menemui ayah nanti saja kalau ia sudah selesai dan Do Bin mengajak Prof Park makan". Do Bin berkata "Ia juga baru tahu sekarang mengenai Jin Ho". Park tanya "Mengapa Do Bin terus membela Jin Ho?". Do Bin menjawab, "Kalau Direktur Jun Jin Ho ingin mencuri desain Sang Go Jae, ia tidak akan muncul dengan design baru secepat ini. Ia sudah punya design sendiri tapi tidak mengatakannya pada Anda kan Profesor? Bagaimana menurut anda?"

Park tanya "Lalu apa yang anda ingin saya lakukan?" Do Bin berharap Prof Park tidak melewatkan design Jin Ho, tetap objektif menilainya, itu saja harapan saya. Prof Park menghela nafas.

Jin Ho dan Sang Jun dalam mobil, Sang Jun minta maaf dan mengusulkan agar Jin Ho tidak gengsi lagi dan minta pinjaman ke ayah Tae Hoon. Jin Hoo tidak menanggapi dan ia mendapat telpon dari Do Bin.

Jin Ho menemui Do Bin, Do Bin mengenalkan Jin Ho pada 2 staf seniornya dan berkata mereka akan membantu Jin Ho. Kemudian setelah sendirian, Do Bin menawarkan pinjaman pada Jin Ho. Jin Ho menolaknya. Do Bin berkata, "Kita temankan, bukankah teman itu saling membantu jika ada kesulitan?" Jin Ho menjawab, "Membantu yang lemah, aku kira itu bukan teman".

Do Bin berkata "Jika kau menolaknya juga, aku tidak tahu harus bagaimana lagi, apa benar kau tidak akan menerima bantuanku?"

Do Bin akhirnya berterus terang, "Ia tidak mau Jin Ho tersingkir hanya karena kurang back-up". Do Bin berkata, "Sebenarnya Jin Ho lolos tapi panitia berkata Jin Ho kurang pengalaman, tapi pada dasarnya lolos dan masuk final". Jin Ho kaget. Do Bin menghela nafas, "Ini sebenarnya masih belum diumumkan, tapi aku berkata kau lolos, selamat".

Jin Ho tanya apa benar? Do Bin berkata "Ini baru permulaan, kau tidak akan menyerah kan?" Do Bin menyarankan Jin Ho beristirahat ke villa-nya waktu itu, tapi kita tidak berangkat bersama. Dengan kata lain Do Bin sudah melepaskan Jin ho.

Do bin berkata pada In hee kalau Jin Ho akan pergi sebentar. Do Bin, In Hee mengunjungi pembukaan ruangan untuk anak2 karya Kae in, Do Bin senang sekali dengan hasil karya Kae in. In Hee masuk dan berkata ternyata hasilnya bagus juga, ia tidak menyangka. Kae in hanya tersenyum dan berkata terima kasih.

Sang Jun datang dengan bunga, Kae in senang dan Sang Jun berkata aigoo..saat seperti ini alangkah baiknya jika Jin Hoo datang mengucapkan selamat padamu. Kae in terdiam dan Sang Jun salah tingkah dan pergi. Tidak lama, Prof Park juga datang membawa bunga.

Kae in berkata ia ingin sekali hasil karyanya diakui ayahnya. Prof Park mengaku ia sangat egois dan memikirkan dirinya terus.

Prof Park berkata, ia sebenarnya juga mencintai Kae in sama seperti ibunya, hanya saja melihat Kae in tumbuh dengan minat yang sama dengan ibunya dan mengerjakan hal yang sama seperti ibunya membuatnya tidak tahan.

Prof Park mengaku Kae in sangat berbakat dan kau melakukan pekerjaan yang bagus. Kae in terharu, ayahnya mengangkat tangan Kae in dan berkata tangan ini dulu kecil sekali dan sekarang tampaknya kau sudah tumbuh besar.

Kae in dan ayahnya berpelukan. Jin ho melihat mereka dari jauh, tersenyum tipis dan pergi.

Kae in dan Prof Park jalan bergandengan tangan dan Kae in melihat Jin Ho sekilas. Kae in berkata pada ayahnya untuk masuk dulu, ada yang ingin ia lakukan.

Kae in mencari Jin Ho di seluruh galeri dan ia berusaha menelpon Jin Ho, ternyata Jin ho tidak jauh. Kae in berkata "Mengapa kau mengikutiku?"

Jin Ho kaget dan menjawab, aku tidak mengikutimu. Kae in "Aku tahu kau mengikutiku, saat aku tidur di ruang kerja, kau menyelimutiku. Mengapa kau selalu begitu? Semua yang kau katakan adalah bohong".

Jin Ho berkata " Ya, aku memang bohong dan Kae in sshi, karena kau sudah ada di sini, aku sekalian saja berkata kita tidak perlu bertemu lagi. Dan Jin Ho pergi".
Jin Ho ke Sang Go Jae dan mengepak barang-barangnya. Jin Ho masuk ke ruang kerja Kae in dan memandanginya..ia ingat saat Kae in menggunakan gergaji listrik itu untuk menunjukkan kalau Kae in punya harga diri. Jin ho masuk ke kamar Kae in dan melihat si Jin no dan Jin Ho ingat saat mengurut perut Kae in.

Jin Ho merasa berat meninggalkan Sang Go Jae.

Do Bin memberi selamat pada Kae in dan kae in mengucapkan terima kasih karena telah diberi kesempatan untuk menguji kemampuannya. Do Bin heran mengapa ia tidak melihat Jeon Jin Ho. KAe in mengaku mereka sudah putus. Do Bin berkata ia menyuruh Jin Ho istirahat sebentar di villanya. Kae in berkata Do Bin tidak perlu mengatakan ini padanya.

Do Bin kecewa dengan Kae in, saat ia melepas Jin Ho, ia pikir Kae in akan mencintai dan menjaga Jin Ho selamanya. Kae in berkata aku bukan orang yang dibutuhkannya.

Do Bin berkata jika demikian, ia merasa tidak perlu lagi berurusan dengan mereka berdua.

Di Sang Go Jae, Kae in memotong apel jadi dua dan memakannya. "Anak nakal, caramu memotong apel tidak berubah." kata Prof Park. Ayahnya minta juga dan Kae in memberikan setengah apelnya. Prof park mengamati apel itu dan tersenyum, jadi begitu.

Kae in heran, "Apa maksud ayah?" Prof park berkata, "Anak itu, Jun Jin Ho itu.. Dia membuat design museum Dahm berdasarkan apel ini". Kae in kaget, "Apel?" Ayahnya mengatakan sepertinya Jin Ho membuat design ini dengan memikirkan apel. Kae in ingat ia pernah memberikan apel mainan sebagai permintaan maaf, Kae in sadar Jin Ho ingin menggunakan gedung Dahm itu sebagai permintaan maaf padanya.

Kae in langsung berkata pada ayahnya, aku harus pergi, mungkin akan pulang terlambat.

Jin Ho ada di villa Do Bin, berdiri memandangi sungai di tengah hujan dan In hee muncul dengan payung, "Aku takut kau akan melompat ke sungai." Jin Ho berkata "Ia tidak butuh ini. In hee berkeras, "Jika kau seperti ini kau bisa sakit".

Kae in dalam perjalanan ke villa dengan taksi, ia menelpon Do Bin dan minta alamat villanya. In hee membawa Jin Ho ke dalam villa, "Lihat kau demam" kata In Hee. Jin Ho menyingkirkan tangan In Hee, "Ini sudah malam, pulanglah". In hee berkata "Ia akan cari obat".

Jin Ho menyandar ke sofa, dan sambil memejamkan mata ia berkata, "Kim In Hee sshi..biarpun kau ada di sini, aku tidak punya ruang untukmu. Jadi pergilah. Aku sakit sekarang ini karena tidak ada orang yang mengerti hatiku. Pergilah."

In hee berkeras, "Ia tidak minta Jin Ho mengubah hatinya sekarang, tapi ia akan menunggu dan siapa tahu 1 tahun 2 tahun hatimu akan berubah dan kau tidak bisa tanpa diriku". Jin ho berdiri, In hee "Mau kemana?" Jin Ho berkata "Ia akan tidur di mobil". In hee terdiam.

In hee keluar dari villa dan sampai halaman ia bertemu Kae in yang baru datang. Keduanya melampiaskan semuanya.

Kae in berkata,diantara dirinya dan Jin Ho..tidak ada ruang untuk In hee. In hee kesal dan berkata "Ia tahu Kae in tidak pernah menganggapnya teman Kae in hanya kasihan saja padanya". Kae in membalas, "Kau salah, kau adalah keluargaku". In hee mendengus, "Keluarga? aku hanya pura-pura jadi keluargamu agar bisa tinggal di rumahmu".

Kae in terus berkata In hee bohong, "Kau melakukan banyak hal untukku, saat aku ada masalah dengan ayahku kau membantuku, bahkan kau mengaduk-aduk sampah untuk mencari foto ibuku, apa itu bukan dari hatimu?"

In hee berkata "Ia membenci Kae in karena memiliki segalanya, semua yang ia inginkan yang sampai mati tidak akan pernah ia dapatkan". Kae in berkata "In hee bodoh, kau bahkan tidak mengenal dirimu sendiri, kau memiliki semuanya".

Kae in akhirnya masuk ke villa dan ternyata Jin Ho tidak ada di dalam, Kae in bingung dan keluar lagi. In hee masih berdiri di luar. In Hee berkata, "Jin Ho sakit dan meskipun demikian ia tidak ingin ada bersamaku, Jin Ho tidur di mobilnya, pergilah cari dia sendiri."

In Hee berkata, "Jin ho tidak bisa melihatku meskipun aku ada di depannya, ia tidak melihat apa-apa" In Hee pergi.

Kae in pergi mencari Jin Ho dan mengetuk kaca mobilnya, "Jin ho sshi.. Jin ho bangun, apa kau bisa jalan?" Kae in membawa Jin Ho masuk ke dalam villa dan merawat Jin Ho. Jin Ho masih jual mahal dan berkata "Tidak perlu mencemaskanku dan pergi saja".

Jin Ho memunggungi Kae in, "Pergilah! Ayahmu akan cemas, jadi pergilah.."

Kae in berkata "Berbaliklah, aku akan pergi setelah mengganti kain kompresmu". "Pergilah", kata Jin Ho bertentangan dengan hatinya.

Kae in berkata "Aku mengerti, demam-mu sudah hilang sekarang" dan Kae in akan beranjak, Jin Ho langsung menahan tangannya, "Jangan pergi." Kae in "Lepaskan aku."

Jin Ho menarik dan memeluk Kae in. Kae in berkata "Ia ingin mempercayai Jin Ho, meskipun kau hanya ingin memanfaatkanku dan meskipun aku akan terluka lagi, aku akan mempercayaimu". Kemudian perlahan mereka berciuman.

Jin Ho dan Kae in berhadapan, Jin Ho ingin membuka baju Kae in hanya ia ragu, Jin ho menurunkan tangannya dan Kae in perlahan menggenggam tangan Jin ho dan meletakkan-nya di dadanya, bisa diartikan Kae in mempercayai Jin Ho mereka berciuman lagi dan...

Paginya, Jin Ho bangun dan tersenyum melihat Kae in, Kae in membuka setengah matanya dan ia sembunyi di bawah selimut, Jin ho tertawa dan masuk lagi ke selimut.

Jin Ho dan Kae in duduk menghadap jendela, Jin Ho berkata "Ia punya harapan, sebelum meninggal kelak, ia ingin menciptakan mesin waktu". Kae in heran mau apa dengan mesin waktu?
Jin ho berkata "Agar bisa melihat ibu Kae in lagi", Jin ho juga berkata ia ingin muncul di depan Kae in saat Kae in usia 5 th, dan memeluknya.


Kae in terdiam dan Jin Ho berkata "Jangan merasa bersalah lagi, itu bukan salahmu". Kae in tersenyum, "Tidak perlu, Jin Ho tidak perlu menciptakan mesin waktu, sekarang ada kau, aku sudah bertemu dirimu. Jadi tidak perlu mesin waktu lagi". Jin ho dan Kae in berpelukan.



Jin Ho mengantar Kae in pulang. Kae in minta Jin Ho bertemu ayahnya tapi Jin Ho belum siap, justru Prof Park jalan mendekati mereka. Jin Ho dan Kae in berhadapan dengan Prof Park.

Prof Park tanya "Apa kau mencuri designku?" Jin Ho tidak menjawabnya. Kae in berkata "Itu semua Sang Jun yang melakukan tanpa sepengetahuan-mu kan". Jin Ho berkata "Benar, ia yang mencurinya". Kae in dan ayahnya kaget. Jin Ho berkata "Perbuatan rekan atau stafku, karena aku adalah direkturnya, sama saja aku yang melakukannya. Tapi karena Kae in, semuanya berubah".

Prof Park tanya, "Jadi itu sebabnya kau membuat design yang baru, untuk menghapus kesalah pahaman pada putriku?" Jin Ho membenarkan. Prof Park juga tahu rencana Jin Ho di setujui komite, Kae in kaget "Kau lolos? mengapa tidak mengatakannya padaku?" Jin ho ingin mengatakannya nanti. Kae in sebal dan Jin Ho minta maaf dan mereka cekcok di depan Ayah Kae in.

Prof Park tanya "Apa yang disukai Jin Ho dari Kae in? "Jin ho diam, Prof Park tanya lagi "Apa susah menjawabnya?" Bukan, kata Jin Ho "Hanya saja aku susah menemukan hal-hal baik dari Kae in, tapi bagaimana kalau anda memberikan ijin agar aku bisa terus berkencan dengan putri anda? Nanti akan aku cari apa saja yang kusukai darinya".

Ayah Kae in diam saja dan tanya seberapa kuat Jin Ho minum? Kae in kaget dan berkata Jin ho masih sakit sejak kemarin.Tapi Jin Ho berkata ia akan pergi dan beli minuman.

Kae in membawakan makanan ringan untuk Sang Jun dan Tae Hoon. Kae in berkata ia sengaja menyiapkan ini. Jin Ho tertawa, sejak kapan Park Kae in menyiapkan snack? Sang jun dan Tae Hoon senang dan mereka semua akan makan ketika..Ibu Jin Ho masuk ke kantor mereka.

Sang Jun yang pertama kali melihat dan langsung berdiri, semua juga akhirnya berdiri memberi salam. Jin Ho, "Chang Mi.."

Kae in dan Ibu Jin Ho bicara dari hati ke hati. Ibu Jin Ho masih sulit menerima Kae in. Kae in mengerti, Ibu Jin Ho berkata, "Jin ho itu seorang yang tidak pernah berkata sakit meskipun kenyataan-nya sebaliknya".

Kae In menjawab, "Hubungan Jin Ho dan ibu sungguh membuatku iri, saat di Sang Go Jae dan tidak sengaja mendengar percakapan telp kalian, itu membuatku iri. Hubungan anak laki dan ibu yang sedemikian dalam, aku sangat menginginkannya, mungkin jika ibuku masih hidup, aku juga bisa seperti itu dengannya".

Kae in berkata ia ingin dekat dengan ibu Jin Ho. Hati Ibu Jin Ho melunak dan ia berkata, "Kapan-kapan, datanglah ke rumah kami." ibu Jin Ho merestui mereka.

Tiba waktunya presentasi final. Dua perusahaan yang masuk final, Mirae dan M.

Mirae Corp, diwakili Han Chang Ryul mendapat giliran presentasi lebih dulu. Chang Ryul mengenalkan konsep "The Sound of the Sky" dimana semua bangunan saling terhubung tapi juga bisa berdiri sendiri, sehingga tidak menyatu di satu tempat saja, berupa village kecil-kecil.

M Corp, diwakili Jeon Jin Ho mempresentasikan ide "Apple Town" konsep museum yang lebih terbuka, bagaikan Apple town yang tumbuh ke atas, dengan konsep jendela seperti museum Louvre yang membiarkan sinar matahari masuk, seperti konsep apel yang jatuh ke tanah, sehingga sinar matahari bisa masuk lewat tingkap-tingkap jendela.

Prof Park diminta memberikan penilaiannya. Menurut Prof Park, konsep Mirae corp adalah konsep dengan nilai tertinggi. Presiden Han dan Chang ryul terlihat senang. Karena, menurut Prof Park, konsep Mirae menggabungkan unsur modern dan tradisional. Konsep M corp, apple town juga mendapat nilai tertinggi, biarpun konsep museum terbuka masih termasuk baru tapi sangat menarik. Jadi kesimpulannya, nilainya sama.

MC minta Direktur Choi memberikan keputusan akhirnya. Do Bin "Design yang terpilih adalah Apple Town dari perusahaan arsitekur M!" Sang Jun langsung melompat berdiri dan semua memberi tepukan selamat pada Jin Ho. Presiden Han langsung pergi. Do Bin tersenyum senang.


Kae in gelisah menunggu hasilnya di luar. Chang Ryul keluar duluan dan ia berkata ia bertekad untuk menang pertempuran dengan terbuka dan adil. Dan ia juga siap untuk kalah. Kae in diam saja.

Chang Ryul mengulurkan tangannya, "Ayo salami aku, ini ucapan selamat". Kae in ragu2 tapi ia menyalami Chang ryul juga, dan Chang ryul tersenyum, "Aku sudah banyak melakukan kejahatan, itulah sebabnya aku kalah dari Jin Ho". Kae in kaget dan tersenyum senang. Chang Ryul mengucapkan selamat dan berkata ia menyesal kehilangan Kae in dan Chang Ryul mengucapkan perpisahan. Chang Ryul pergi. Kae in memandanginya.

Jin Ho ada di belakang Kae in. Kae in menoleh dan ia langsung tersenyum lebar, "Selamat." kata Kae in. Jin Ho tersenyum, "Terima kasih, apa kau tahu, konsep museum Dahm itu aku dapat dengan tangisan permintaan maafku?"

Kae in tersenyum, "Aku dengan senang menerima permintaan maafmu." Di kantor M, semua bergembira dan mereka merayakan kesuksesan hari itu. Ada Jin ho, SangJun, Kae in, Young sun, Tae Hoon, Hye Mi.

Sang Jun gembira dan berkata sebelum Jin Ho bicara kita minta.."Kae in menyanyi!" semua bersorak.

Kae in menolaknya, ia tidak bisa menyanyi, Sang Jun menghukumnya dengan memintanya minum soju. Kae in berkata "Oh tidak masalah..aku kuat minum!", dan ia langsung mengambil gelasnya. Tapi Jin Ho tiba2 melarang Kae in, "Jangan!" Kae in bingung, "Mengapa? aku kuat minum kok", ia akan minum tapi Jin Ho berusaha keras melarangnya, Sang Jun mendorong Kae in minum dan kae in meminumnya sampai habis.

Jin Ho hanya bisa mendesah, "Hyung! dia tidak bisa minum..!"mungkin Jin Ho berpikir ada kemungkinan Kae in hamil dan ia takut jika Kae in minum akan berbahaya bagi janin-nya.

Prof Park menunggu Kae in. Jin Ho menggendong Kae in pulang ke SGJ. Kae in mabuk berat. Jin Ho minta maaf, karena terlambat. Prof Park berkata, serahkan dia padaku, Jin ho langsung menolaknya tidak. Prof Park berkeras, serahkan dia padaku. Akhirnya Jin Ho mengalah dan memberikan Kae in pada ayahnya papanya Kae in nggak kuat! dan Kae in hampir jatuh..untung Jin Ho cepat mengangkatnya lagi dan berkata ia akan membawanya ke dalam. Sedang Prof Park membungkuk memegang punggungnya.

Jin Ho menyelimuti Kae in dan ayah Kae in minta Jin Ho keluar untuk bicara.

Prof Park berkata, "Terima kasih, 30 tahun lalu saat ia bertanggung jawab untuk Museum Dahm", ia membangun Sang Go Jae, tapi Jin Ho benar, konsepnya gagal. Ia hanya ingin istrinya bisa melihat anaknya sambil bekerja. Tapi semuanya hancur dan ia tidak menyangka anaknya akan menderita.

Jin Ho berkata," Penderitaan yang dialami Kae in sama dengan penderitaan Anda. Kalian berdua sama2 terluka". Jin Ho menambahkan, "Maafkan saya".

Prof Park menghela nafas dan berkata, "Putriku, jagalah dia". Jin ho mengiyakan. Prof Park berkata, "Aku masih ada urusan dan harus terbang ke Inggris, jadi kuminta jagalah Kae in baik2". Jin ho mengiyakan. Tapi, kata Prof Park, "Jika kau menyakiti Kae in lagi, aku sendiri akan menguburmu di sini!" Jin ho tersenyum, "Baik".

Kemudian Jin Ho dan Kae in bersenang-senang dengan membeli baju pasangan dan foto-foto.

Jin ho dan Kae in main ke taman, bersepeda, Kae in duduk di bangku dan tiba2 anak2 mendekatinya dan memberinya balon, tidak hanya satu, tapi hampir setiap anak di taman itu memberinya balon, kemudian Jin Ho datang dengan balon ungu dan berkata, "Kae in, ini lamaranku.." Kae in kaget sekali dan melepaskan semua balonnya sehingga tersangkut ke pohon. Jin ho panik "Oh tidak..apa yang kau lakukan?"

Kae in bingung "Aku..habisnya kau" , Jin ho minta Kae in naik ke pundaknya dan mereka berusaha mengambil balon ungunya, karena di tali balon itu ada cincin! Kae in mengeluh mengapa Jin ho melamar dengan cara seperti ini, tidak langsung diberikan saja. Jin ho beralasan, ia ingin melamar dengan cara lebih kreatif.

Do Bin mengamati lukisan di galerinya sore-sore. Jin Ho mendatanginya. Do bin mengucapkan selamat atas rencana pernikahan Jin Ho. Jin Ho mengucapkan terima kasih atas segalanya. Do bin mendesah, "Ah hanya saja..sekarang aku kesepian sekali, tidak ada yang bisa kuajak ngobrol".

Jin ho tersenyum, "Direktur, telpon kami kapanpun Anda ingin bicara". Do Bin berkata sejak bertemu Jun Jin Ho dan Park Kae in, ia merasa lebih punya keberanian menghadapi dunia yang tidak adil ini. Keduanya tersenyum dan Jin Ho pergi. Do Bin menahan perasaannya.

Jin Ho menemui Chang Ryul, Chang Ryul berkata ia akan ke China, Jin ho menghela nafas, "Ayahmu, selalu ingin menguasai Mirae Corp". Chang ryul membenarkan, "Jin ho apa kau ingat, dulu ketika kita remaja..kita suka camping bersama". Jin Ho membenarkan, "Iya..kita, ayah kita, keluarga kita..dan aku bahkan saat itu ingin menjadi entimologis /ahli serangga."

Chang Ryul ketawa, "Iya..kita mencari serangga bersama, aku bahkan masih menyimpan serangga yang kita tangkap waktu itu di kamarku". Chang ryul berkata "Jika bukan karena kepentingan ayah kita, kita seharusnya bersahabat". Jin ho membalas, "Setelah pulang dari China telpon aku!"," Mau apa?" tanya Chang Ryul, "Apa kau mau mengajakku ke rumahmu? Itu sedikit sulit!" jawab Jin ho, "Soalnya calon istriku punya kesulitan dalam memasak". Chang Ryul tertawa, Jun Jin ho "Selamat atas pernikahanmu". Jin Ho, "Terima kasih."

Sang Jun dan Young Sun mengagumi hasil foto USG, "Wow..lihat ini jarinya.Benar!!Dia pasti bayi yang cantik"Keduanya bergandengan tangan dan duduk di sofa RS mengagumi foto itu.Tiba-tiba ada seorang yang menjewer telinga Sang Jun! Suami Young Sun!

Young Sun dengan manja berkata pada suaminya, "Sayang.Aku kan sudah bilang..kalau aku tidak mau periksa sendirian", Suaminya melotot ke arah Sang Jun. Setelah suaminya pergi, Young sun berkata pada Sang Jun, "Hei..apa kau lihat..Tadi suamiku cemburu, itu karena kau!" Sang Jun berkata, "Aku benar2 ngeri dengan suamimu.." Young Sun berkata "Ia akan mengatur kencan untuk Sang jun untuk membalas kebaikannya". Sang jun tiba2 ingat Kencan!!

Tae Hoon dan Hye Mi juga akhirnya berkencan.

Sang Jun lari-lari ia ikut blind date, dan ia kaget ketika melihat In hee!

Sang Jun menyapa In hee, "Apa kabar lama tidak bertemu.."In hee tersenyum, "apa kabar". Keduanya bingung, "Apa yang kau lakukan di sini..ternyata keduanya ada kencan..dengan orang lain".

Sang Jun menghadapi "calon-nya" yang berkata Sang jun bukan tipenya dan ia mengajukan banyak syarat.

In hee juga menghadapi "calon-nya", seorang broker saham yang sangat membosankan dan yang berbicara tentang indeks KOSPI terus, Sang Jun dan In Hee bertukar pandang dan saling mengeluh dengan matanya.

Akhirnya, In Hee dan Sang Jun minum bersama. Sang Jun berkata In hee ini mirip Jin Ho, dan apa In hee tahu kalau In hee adalah tipe wanita idealnya.

In Hee berkata, "Sang Jun..kau mau kencan?"

Di Sang Go Jae, Jin Ho dan Kae in memandang langit malam. Kae in berkata, "Jin ho apa kau tahu? Sang Go Jae itu adalah nama yang diberikan oleh ibuku, artinya dimana orang akan tinggal dan hidup bahagia bersama". Jin Ho berkata "Iya, itu impian orang tuamu, kita masukkan juga impian mereka dalam impian kita". Jin Ho dan Kae in berpelukan.

Kae in  "Ramalan cuaca besok, Park Kae In, cuaca tidak selalu cerah dan terang, aku akan mengalami cuaca buruk, tapi selama ada pria ini disampingku, aku akan lebih berani, aku tidak akan apa-apa."

Jin Ho "Ramalan cuaca besok, Jun Jin Ho, aku berlari sekuat tenagaku, pada akhirnya aku akan kembali ke impian awalku, tapi sejak aku bertemu wanita ini, aku berhenti sejenak dan tahu kalau aku bisa pergi lebih jauh lagi, aku tahu itu sekarang."